Polisi Masih Telusuri Keterkaitan Kelompok MCA dengan Saracen

Reporter

Antara

Senin, 12 Maret 2018 07:05 WIB

Identitas anggota grup penyebar berita hoax MCA ditunjukkan dalam rilis di Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Jakarta, 28 Februari 2018. Tugas dari MCA ialah menyerang akun lawan dengan menyebar virus-virus hingga gawai milik lawan rusak dan menstrategikan isu baru untuk lawan. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Bogor - Kepolisian masih melakukan pengejaran terhadap seorang terduga pelaku penyebar hoax dan ujaran kebencian yang tergabung dalam The Family Muslim Cyber Army (MCA). Hal tersebut disampaikan Kepala Unit IV Subdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI Ajun Komisaris Besar Endo.

"Ada seseorang yang sudah kami dalami, tapi belum bisa kami tangkap," kata Endo di Bogor pada Ahad, 11 Maret 2018.

Baca: Polisi dan PPATK Bahas Aliran Dana The Family MCA

Menurut Endo, pihaknya masih membutuhkan waktu untuk mendapatkan alat bukti yang cukup guna menangkap terduga pelaku tersebut. "Kami berupaya menghubungkan identitas ke identitas. Harus hati-hati betul," katanya.

Selain itu, Endo mengatakan, polisi masih menelusuri keterkaitan para anggota MCA dengan kelompok lain penyebar hoax, Saracen. "Sampai sekarang kami masih menelusuri MCA dengan Saracen, untuk memastikan mereka betul-betul punya keterkaitan," ujarnya.

Advertising
Advertising

Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Fadil Imran menyebut ada admin dari MCA ada yang merupakan mantan admin grup Saracen. "Pelaku-pelaku yang tergabung dalam MCA itu ada yang dulunya tergabung dengan Saracen," kata Fadil.

Baca: Setara: Daya Rusak MCA Lebih Besar dari Saracen, Ini Faktanya

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim sebelumnya menangkap tujuh orang yang tergabung dalam kelompok MCA di sejumlah lokasi berbeda. Kelompok ini rutin menyebarkan unggahan foto, video, serta berita palsu berisi penghinaan, fitnah, dan pencemaran nama baik terhadap pemimpin dan para pejabat negara.

"Mereka rutin mem-posting penghinaan dan pencemaran nama baik terhadap Presiden Jokowi, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, pejabat pemerintah, dan anggota DPR," kata Fadil.

Kelompok MCA ini juga kerap mengunggah hal-hal bertema suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di media sosial, termasuk isu provokatif tentang penyerangan terhadap ulama dan kebangkitan PKI. "Contoh postingan yang paling banyak meresahkan masyarakat adalah penculikan ulama," ujarnya.

Berita terkait

Hari Ini, Facebook Hapus 108 Grup Jaringan Saracen

12 April 2019

Hari Ini, Facebook Hapus 108 Grup Jaringan Saracen

Facebook telah menghapus 78 akun, 34 halaman, 108 grup Facebook, dan 14 akun Instagram.

Baca Selengkapnya

Akun atau Grup Anda Lenyap? Ini Alasan Facebook Menghapusnya

12 April 2019

Akun atau Grup Anda Lenyap? Ini Alasan Facebook Menghapusnya

Penghapusan akun dan halaman Facebook dan Instagram melalui proses investigasi internal yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Facebook Hapus Ratusan Akun Palsu Penyebar Hoaks Pemilu

12 April 2019

Facebook Hapus Ratusan Akun Palsu Penyebar Hoaks Pemilu

Facebook kembali menghapus ratusan akun palsu yang menyebarkan hoaks pemilu.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Kasus Saracen, Penebar Hoax yang Dikaitkan Abu Janda

9 Februari 2019

Perjalanan Kasus Saracen, Penebar Hoax yang Dikaitkan Abu Janda

Abu Janda menggugatkan Facebook karena mengaitkan ia dengan kelompok penebar kabar hoax Saracen.

Baca Selengkapnya

Ditutup Facebook, Akun Abu Janda Punya 500 Ribu Pengikut

9 Februari 2019

Ditutup Facebook, Akun Abu Janda Punya 500 Ribu Pengikut

Akun Facebook Abu Janda yang ditutup Facebook karena diduga terkait Saracen punya 500 ribu pengikut.

Baca Selengkapnya

Abu Janda Beri Waktu Facebook 4 Hari untuk Bersihkan Soal Saracen

9 Februari 2019

Abu Janda Beri Waktu Facebook 4 Hari untuk Bersihkan Soal Saracen

Abu Janda memberikan waktu empat hari kepada Facebook untuk membersihkan tudingan soal ia terlibat saracen.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Facebook soal Penutupan Akun Abu Janda terkait Saracen

9 Februari 2019

Penjelasan Facebook soal Penutupan Akun Abu Janda terkait Saracen

Facebook menyebut ada perilaku tidak umum pada akun Abu Janda, Dan terkait Saracen.

Baca Selengkapnya

Alasan Abu Janda Gugat Facebook: Dituduh Terkait Saracen

9 Februari 2019

Alasan Abu Janda Gugat Facebook: Dituduh Terkait Saracen

Abu Janda mengatakan tuduhan Facebook bahwa ia terkait kelompok penyebar hoax Saracen merugikan

Baca Selengkapnya

Abu Janda Ancam Gugat Facebook Rp 1 Triliun

9 Februari 2019

Abu Janda Ancam Gugat Facebook Rp 1 Triliun

Abu Janda berencana menggugat Facebook karena dikaitkan dengan Saracen.

Baca Selengkapnya

Saat Jokowi Cerita Hoax Saracen dan Obor Rakyat

20 Oktober 2018

Saat Jokowi Cerita Hoax Saracen dan Obor Rakyat

Presiden Jokowi heran masih banyak hoax menjelang Pilpres. Ia pun menyinggung soal Obor Rakyat dan Saracen.

Baca Selengkapnya