Cerita Buya Syafii Jadi Jurnalis dan Asal Nama Pena Salman Lumpur

Minggu, 25 Februari 2018 06:10 WIB

Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif menjadi narasumber saat acara Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 di Jakarta, 18 April 2016. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Yogyakarta - Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau akrab disapa Buya Syafii tercatat sebagai jurnalis cukup aktif di Majalah Suara Muhammadiyah, media terbitan Muhammadiyah.

Media yang kini usianya sudah 103 tahun itu dinilai Buya menjadi wadah awal yang penting baginya mengembangkan cakrawala dan pemikiran tentang kebangsaan.

Baca juga: Pasca Serangan ke Gereja, Uskup Agung Semarang Temui Buya Syafii

"Saya bergabung di Suara Muhammadiyah saat itu juga untuk menopang ekonomi keluarga yang waktu itu kondisinya sulit," ujar Buya saat peluncuran buku 'Ahmad Syafii Maarif Sebagai Seorang Jurnalis', yang digelar Suara Muhammadyah di Yogyakarta, Sabtu malam, 24 Februari 2018.

Di majalah Suara Muhammadiyah, Buya merintis karier sebagai korektor pada 1965-1972. Kemudian ia diangkat menjadi staf redaksi hingga 1982. Buya lalu didapuk menjadi pemimpin redaksi tahun 1988-1990.
Puncaknya, Buya saat ini dipercaya menjabat sebagai pemimpin umum media tersebut.

Sebagai jurnalis, pria kelahiran Sijunjung, Sumatera Barat, 31 Mei 1935 ini kerap menggunakan nama pena Salman Lumpur. "Nama (Salman Lumpur) ini dari almarhum anak saya," ujar Buya.

Salman merupakan putra sulung Buya yang meninggal akibat penyakit cacar saat usianya masih 20 bulan.

Saat masuk ke Suara Muhammadiyah, Buya menuturkan kondisinya kala itu kacau balau. Ia alamiah saja menjadi wartawan demi menyambung hidup sebagai anak kampung yang baru hijrah dari Padang ke Yogyakarta.

Buya merasa dia awalnya hanyalah seorang pemuda yang sangat minim literasi. Ditambah karena pendidikan dasar formalnya saat itu juga sempat tersendat sendat baik pendidikan dasar dan menengah karena faktor sulitnya ekonomi.

"Saya itu amat terlambat dalam semua, makanya S3 baru bisa tercapai di usia 47 tahun," ujar lulusan Chicago University tahun 1978 itu.

Sejak bergabung di Suara Muhammadiyah, Buya makin terdorong memperkuat wawasan dan literasinya.

Tokoh panutan Buya saat menjadi jurnalis itu seperti Bastari Asnin, sastrawan yang terkenal dengan karya "Di Tengah Padang". Karya Asnin ini meraih hadiah pertama majalah Sastra tahun 1961.

Buya juga belajar menulis dan profesi wartawan langsung dari seniornya di Suara Muhammadyah, sastrawan Mohammad Diponegoro.

Profesi Buya sebagai jurnalis mengantarnya berinteraksi dan belajar dengan banyak tokoh nasional seperti Roeslan Abdulgani dan AH Nasution.

"Dari para tokoh nasional itu saya belajar untuk berani bersikap dan jujur pada prinsip," ujarnya.

Di sela menyambung hidup dengan menjadi jurnalis, Buya tak mau menyerah. Perlahan-lahan ia membenahi pendidikan formalnya dengan lanjut kuliah.

"Enggak ada pikiran jadi jurnalis, suasananya enggak karu-karuan saat itu, semua serba terlambat," ujar pria yang pernah menempuh pendidikan di IKIP Yogyakarta dan Ohio State University itu.

Pemimpin Perusahaan Media Suara Muhammadiyah Deni Asyari mengatakan pengalaman sebagai jurnalis amat berpengaruh membentuk Buya Syafii sekarang. "Buya tak hanya menjadi seorang pemikir, penulis prolifik, dan sejarawan, tapi juga negarawan," kata Asyari.

Tanpa Buya Syafii, ujar Asyari, tak mungkin Media Suara Muhammadiyah akan bertahan sampai menjadi salah satu media tertua seperti saat ini.

Berita terkait

Prabowo Klaim Akrab dengan Para Ketum PP Muhammadiyah, dari Amien Rais hingga Din Syamsuddin

24 November 2023

Prabowo Klaim Akrab dengan Para Ketum PP Muhammadiyah, dari Amien Rais hingga Din Syamsuddin

Prabowo Subianto mengklaim pihaknya akrab dengan tokoh-tokoh yang pernah menjabat sebagai ketua umum PP Muhammadiyah.

Baca Selengkapnya

Pernah Jadi Sekretaris Buya Syafii, Ini Profil Ketum PP Muhammadiyah 2 Periode Haedar Nashir

21 November 2022

Pernah Jadi Sekretaris Buya Syafii, Ini Profil Ketum PP Muhammadiyah 2 Periode Haedar Nashir

Haedar Nashir kembali terpilih menjadi Ketum PP Muhammadiyah periode 2022-2027. Sebelumnya, ketika Buya Syafii menjabat sebagai Ketum PP Muhammadiyah, Haedar pernah menjabat sebagai sekretaris.

Baca Selengkapnya

Maarif Institute Menggelar Kegiatan Festival Pemikiran Ahmad Syafii Maarif

7 Oktober 2022

Maarif Institute Menggelar Kegiatan Festival Pemikiran Ahmad Syafii Maarif

Maarif Institute bersiap menggelar Festival Pemikiran Ahmad Syafii Maarif pada Oktober 2022 hingga Mei 2023.

Baca Selengkapnya

Kagumi Syafii Maarif, Khofifah Analogikan Ikan di Air Laut

28 Mei 2022

Kagumi Syafii Maarif, Khofifah Analogikan Ikan di Air Laut

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa takziah ke kediaman almarhum Syafii Maarif di Kabupaten Sleman.

Baca Selengkapnya

Ketua Umum PGI Berharap Kelak Buya Syafii Maarif Dianugerahi Gelar Pahlawan

28 Mei 2022

Ketua Umum PGI Berharap Kelak Buya Syafii Maarif Dianugerahi Gelar Pahlawan

Ketua Umum PGI Gomar Gultom memohon Presiden untuk mengajak masyarakat mengibarkan bendera setengah tiang sebagai penghormatan pada Buya Syafii Maarif

Baca Selengkapnya

Turun Langsung saat Gereja Yogya Diteror, Empati Buya Syafii Terus Membekas

28 Mei 2022

Turun Langsung saat Gereja Yogya Diteror, Empati Buya Syafii Terus Membekas

Saat gereja di Yogya diteror, Buya Syafii Maarif datang untuk menguatkan para jemaat agar tak takut pada teror dalam bentuk apapun.

Baca Selengkapnya

Buya Syafii Maarif Wafat, Ahok: Beliau Seorang Negarawan

27 Mei 2022

Buya Syafii Maarif Wafat, Ahok: Beliau Seorang Negarawan

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan ungkapan duka atas wafatnya Buya Syafii Maarif.

Baca Selengkapnya

Syafii Maarif Wafat, Rohaniwan Kristen-Katolik Ikut Berduka

27 Mei 2022

Syafii Maarif Wafat, Rohaniwan Kristen-Katolik Ikut Berduka

Sejumlah pemuka agama Kristen dan Katolik ikut memberikan penghormatan terakhir kepada Buya Syafii Maarif.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Kagumi Kesederhanaan Buya Syafii Maarif

27 Mei 2022

Presiden Jokowi Kagumi Kesederhanaan Buya Syafii Maarif

Jokowi menyatakan kagum dengan kesederhanaan dan konsistensi Syafii Maarif dalam menyuarakan keberagaman.

Baca Selengkapnya

Buya Syafii Maarif Meninggal, Wagub DKI: Tokoh Bangsa yang Luar Biasa

27 Mei 2022

Buya Syafii Maarif Meninggal, Wagub DKI: Tokoh Bangsa yang Luar Biasa

Wagub DKI Jakarta menyebut mantan Ketua PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif adalah tokoh yang layak untuk diteladani.

Baca Selengkapnya