Di Asmat, Banyak Puskesmas Pembantu Kosong Ditinggalkan Petugas

Senin, 12 Februari 2018 10:34 WIB

Warga membawa bantuan makanan dan obat-obatan di Ewer, Kabupaten Asmat, Papua, 29 Januari 2018. Bantuan makanan dan obat-obatan sebanyak 13 ton akan didistribusikan di sejumlah distrik Kabupaten Asmat untuk menanggulangi KLB gizi buruk dan campak. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan menyebut pemerintah daerah paling bertanggung jawab dalam kasus kematian 72 orang karena campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Anung Sugihantono mengatakan ada kelambanan dinas kesehatan kabupaten dan provinsi dalam menginformasikan kasus campak yang terjadi di Asmat, September lalu.

“Sebelum Natal, kami mengumpulkan dinas kesehatan provinsi untuk mengevaluasi program. Dari Papua juga datang kepala dinasnya, tapi tidak ada cerita soal campak dan gizi buruk. Kalau tidak ada laporan, kami tidak bisa merespons,” kata Anung kepada Tempo, Kamis, 8 Februari 2018.

Baca: Wabah Campak di Kabupaten Asmat, Kapolda: Dokter Sangat Minim

Menurut dia, wabah campak terjadi karena program vaksinasi belum menjangkau semua penduduk Asmat. Padahal, Kementerian Kesehatan sudah mengirimkan vaksin tersebut ke Dinas Kesehatan Provinsi Papua. Selanjutnya, dinas kesehatan provinsi bertugas memastikan distribusi vaksin itu hingga ke kabupaten/kota dan menjangkau semua penduduk. Faktanya, kata Anung, pengawasan itu tak berjalan.

Bupati Asmat, Elisa Kambu, justru menyalahkan masyarakat. Memang, ada persoalan akses ke pusat kesehatan yang jauh. Tapi penduduk Asmat, kata Elisa, tak punya kesadaran untuk mengunjungi puskesmas. “Saat petugas melakukan vaksinasi di kampung, masyarakat malah pergi ke hutan mencari makanan,” kata dia.

Pada awal Februari lalu, Tempo menelusuri masalah kesehatan di sejumlah distrik di Kabupaten Asmat. Pengakuan penduduk setempat, petugas kesehatan tak pernah datang ke wilayah mereka. Victor Paya, Kepala Kampung As, Distrik Pulau Tiga, mengatakan vaksinasi baru dilakukan setelah pemerintah menetapkan kejadian luar biasa. Hingga 4 Februari lalu, ada 17.337 anak yang telah divaksin.

Baca: Atasi Kesehatan di Asmat, Jokowi: Infrastruktur Harus Rampung

Advertising
Advertising

Tempo juga mendatangi puskesmas pembantu di Kampung As dan Atat, Distrik Pulau Tiga. Puskesmas itu kosong. Hanya ada bangsal pasien tak berkasur yang ada di dalam rumah berkelir putih tersebut. Ilalang dan tumbuhan liar lainnya mulai memenuhi rumah panggung itu. Menurut Victor, petugas kabur tak kembali tanpa alasan yang jelas. “Sudah setahun kosong karena ditinggalkan petugasnya,” kata Victor.

Bupati Elisa Kambu tak memungkiri banyak pustu yang tak ada petugasnya. Elisa menilai perilaku masyarakat yang kerap menyalahkan petugas ketika ada yang sakit parah menjadi penyebab mereka kabur. “Makanya, kami menoleransinya,” ujar dia.

Sebenarnya, Kementerian Kesehatan sudah mendeteksi kemungkinan terjadinya gizi buruk di wilayah Papua. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Anung Sugihantono mengaku sudah menyerahkan daftar penduduk potensial gizi buruk hasil pengawasan lembaganya kepada Dinas Kesehatan Provinsi Papua pada Oktober tahun lalu. Data itu lengkap dengan nama penduduk dan alamatnya.

Pun, Kementerian Kesehatan sudah mengirimkan bantuan makanan tambahan berupa biskuit pada bulan yang sama. Rupanya, berton-ton biskuit tersebut hanya disimpan di Jayapura dan tak dikirim ke Asmat. Bupati Elisa mengatakan biskuit bantuan Kementerian Kesehatan baru diterima setelah penetapan kejadian luar biasa.

Masalah kesehatan tak hanya terjadi di Asmat. Tim Investigasi Tempo menemukan pelayanan kesehatan di Papua masih buruk. Angka kematian pasien di rumah sakit pun menjadi yang tertinggi di Indonesia. Baca investigasi selengkapnya di majalah Tempo pekan ini.

TIM INVESTIGASI TEMPO

Berita terkait

Tiga Regu Brimob akan Diturunkan Amankan Kampung Pogapa Setelah Diserang TPNPB-OPM

1 jam lalu

Tiga Regu Brimob akan Diturunkan Amankan Kampung Pogapa Setelah Diserang TPNPB-OPM

Polda Papua akan menerjunkan tiga regu Brimob imbas serangan TPNPB-OPM di Intan Jaya

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Penjelasan Ketua RW Soal Pengeroyokan Mahasiswa Universitas Pamulang, TPNPB-OPM Rampas Ponsel dan Laptop

7 jam lalu

Top 3 Hukum: Penjelasan Ketua RW Soal Pengeroyokan Mahasiswa Universitas Pamulang, TPNPB-OPM Rampas Ponsel dan Laptop

Pengeroyokan terhadap sekelompok mahasiswa Universitas Pamulang itu terjadi ketika mereka beribadah doa rosario.

Baca Selengkapnya

Polisi Usut Perayaan Kelulusan Siswa SMA Dogiyai Pakai Atribut Bintang Kejora

8 jam lalu

Polisi Usut Perayaan Kelulusan Siswa SMA Dogiyai Pakai Atribut Bintang Kejora

Foto dan video konvoi siswa berseragam motif bintang kejora beredar di media sosial.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Rampas Ponsel dan Laptop Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang, Warga Disebut Bersembunyi ke Hutan

1 hari lalu

TPNPB-OPM Rampas Ponsel dan Laptop Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang, Warga Disebut Bersembunyi ke Hutan

TPNPB-OPM mendatangi jemaat gereja di Distrik Borme, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, pada Ahad, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

1 hari lalu

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

Polisi menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata menyerang jemaat gereja yang tengah ibadah minggu di Distrik Borme, Pegunungan Bintang Papua.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

2 hari lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

3 hari lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

3 hari lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

3 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

3 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya