TNI Telah Salurkan 34 Ton Bantuan untuk Kasus Gizi Buruk di Asmat

Reporter

Adam Prireza

Editor

Juli Hantoro

Kamis, 1 Februari 2018 18:36 WIB

Wakil Kepala Pusat Kesehatan TNI Laksamana Madya Andriani, usai menjalani rapat kerja di Dewan Perwakilan Rakyat soal KLB di Asmat, Papua, Kompleks Parlemen, Jakarta, 1 Februari 2018. Tempo/Adam Prireza

TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia hingga saat ini telah mengirim sebanyak 34 ton bantuan makanan, obat-obatan, pakaian, dan bahan penunjang lainnya ke Papua, khususnya Asmat. Yang terbaru, pagi ini, Kamis, 1 Februari 2018 TNI kembali mengirim 6,7 ton bahan bantuan.

Wakil Kepala Pusat Kesehatan TNI Laksamana Pertama Andirani mengatakan di antara bantuan bahan yang dikirim, terdapat 500 kilogram bawang yang terdiri dari bawang merah dan bawang putih.

"Ini ada 250 kilogram bawang merah dan 250 kilogram bawang putih. Untuk bahan masak ibu-ibu di sana," kata Andriani kepada Tempo usai menghadiri rapat di gedung DPR, Kamis, 1 Februrari 2018.

Baca juga: Panglima TNI Sebut KLB Campak di Kabupaten Asmat Telah Diatasi

Tempo mendapatkan daftar bahan bantuan yang telah dikirimkan TNI. Dari daftar tersebut, selain 500 kilogram bawang, TNI juga mengirimkan 16.178 kotak ransum, 8.929 kotak makanan bayi, 1.500 kaleng susu beruang, 300 kotak susu bayi, 2.030 kilogram beras, serta 10.800 kotak makanan yang telah diperkaya.

Advertising
Advertising

Selain bahan makanan, TNI juga mengirim 1.000 lembar selimut, 10 kilogram pakaian layak pakai, 50 dus peralatan masak, serta tiga dus ember dan piring.

Andriani mengatakan bahan bantuan tersebut tidak hanya dikirim ke Asmat. Daerah dataran tinggi seperti Oksibil di Pegunungan Bintang, Papua juga menjadi target pengiriman bantuan.

Soalnya, Andriani mengatakan di daerah tersebut terdapat banyak warga yang terkena diare akibat dehidrasi. Mereka tidak memiliki sumber air bersih sehingga memanfaatkan air hujan untuk dikonsumsi.

Selain mengirim bahan bantuan, TNI juga membentuk Tim Satuan Tugas Kesehatan yang dikirimkan untuk menanggulangi permasalahan campak dan gizi buruk di Papua, khususnya Asmat. Selain itu mereka juga bertugas untuk mendata dan memberikan penanganan medis penyakit lain yang dikhawatirkan, seperti difteri, disentri, dan malaria.

Berdasarkan data yang Tempo terima, sampai saat ini ada 185 personel Satgas Kesehatan yang berada di sana, khususnya di wilayah Asmat. Unit tersebut terdiri dari 50 orang tim Kesehatan TNI, 69 orang Unit Pengamanan Wilayah, 20 orang Unit Penerbangan TNI AD, 20 orang unit evakuasi, serta 26 unit pendukung lainnya.

Baca juga: TNI Gandeng Pendeta dan Gunakan Gereja untuk Pemeriksaan di Asmat

Hal itu sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang disampaikan saat membuka Rapat Pimpinan TNI-Polri 2018 di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur pada Selasa, 23 Januari 2018.

Jokowi meminta TNI membantu penanggulangan gizi buruk serta wabah campak di Asmat, Papua yang ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa. Menteri Sosial Idrus Marham mengatakan berdasarkan perkembangan terbaru saat ini sebanyak 72 orang meninggal karena kasus gizi buruk dan campak di Asmat.

Berita terkait

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

15 jam lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

18 jam lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

18 jam lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

1 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

1 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

1 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

1 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

2 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

2 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya