Ketua Umum Majelis Ulama Indonesi KH Maruf Amin di sela Maulid Nabi Muhammad SAW oleh Majelis Rasulullah SAW di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Jumat, 1 Desember 2017. Tempo/Hendartyo Hanggi
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin menyebut pidato Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian tak bermaksud untuk menafikan ormas Islam selain Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
"Karena memang tak ada maksud untuk menafikan peran ormas-ormas lain tidak berjasa di negara ini," ujar Ma'ruf di Balai Kartini Jakarta, Rabu, 31 Januari 2018.
Video Tito, yang berisi pidatonya pada 2016 lalu, sempat viral dan menuai protes. Wakil Sekjen MUI Tengku Zulkarnain menulis surat terbuka melalui akun Facebook-nya terkait dengan pidato Tito tersebut. Dalam suratnya, Zulkarnain mengaku kecewa atas pernyataan Tito, yang seolah tidak menganggap perjuangan ormas Islam selain NU dan Muhammadiyah.
Akibat protes Zulkarnain, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan Tito berencana mengumpulkan sejumlah ormas Islam.
Ma'ruf mengatakan video pidato Tito yang sempat viral bertempat di pesantren NU di Banten, 8 Februari 2017. Saat itu, Tito berpidato dalam rangka Mou dengan NU dan membahas peran ulama dalam mengawal persatuan serta keutuhan bangsa. "Konteksnya itu dalam rangka menghadapi radikalisme, isu khilafah, dan trans nasional yang waktu itu agak kencang," katanya.
Menurut Ma'ruf, pidato Tito juga tak bermaksud hanya menganggap NU dan Muhammadiyah saja yang berjasa kepada negara ini. Dia berujar pada waktu itu memang pihak kepolisian tengah mendapatkan tekanan dari kelompok-kelompok radikal, intoleran, serta trans nasional. "Jadi sangat situasional dan sangat kontekstual lah kira-kira begitu," ucapnya.
Ma'ruf mengatakan dia telah mengkonfirmasi hal tersebut dengan Tito Karnavian. Menurut dia, Tito tetap mengakui peran-peran ormas selain NU dan Muhammadiyah. "Karena itu saya kira mereka akan bisa paham bukan itu yang dimaksud oleh Kapolri," ujarnya.