Wabah Campak di Kabupaten Asmat, Kapolda: Dokter Sangat Minim

Reporter

Zara Amelia

Rabu, 24 Januari 2018 16:31 WIB

Seorang ibu mendampingi anaknya Yakubus (kiri) yang menderita gizi buruk saat perawatan di Aula Gereja Protestan, Agats, Kabupaten Asmat, Papua, 22 Januari 2018. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan Kabupaten Asmat kekurangan dokter untuk menangani wabah campak dan gizi buruk. Beberapa pusat kesehatan masyarakat di Asmat, kata dia, tidak memiliki dokter akibat kurangnya tenaga medis tersebut.

“Tenaga medis kurang, tenaga dokter sangat minim. Kepala puskesmas bukan dokter,” katanya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Melawai, Jakarta Selatan, Rabu, 24 Januari 2018.

Boy berujar telah meminta tenaga medis tambahan dari Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Markas Besar Polri. Dokter tambahan itu akan bergabung dengan Satuan Tugas Terpadu, yang dibentuk Polda Papua khusus untuk menangani wabah campak dan gizi buruk di Asmat.

Baca: Atasi Campak dan Gizi Buruk Asmat Harus Kerja Lintas Sektoral

Boy berharap Pusdokkes Mabes Polri mengirimkan dokter tambahan, termasuk dokter yang masih dalam program magang. Meski begitu, Boy meyakinkan jumlah dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Agats saat ini terbilang cukup. “Baik spesialis, dokter umum, maupun paramedis lainnya cukup,” tuturnya.

Selain dokter, stok cadangan vaksin campak juga kurang. Meski saat ini stok vaksin campak terbilang cukup, pihaknya masih membutuhkan ribuan vial vaksin tambahan untuk para warga. Vaksin cadangan itu dibutuhkan anak-anak, terutama di daerah yang sulit dijangkau. “Untuk cadangan, diperkirakan kami masih butuh sekitar dua sampai tiga ribu vial lagi,” ujar Boy.

Simak: Jokowi Minta Panglima TNI-Kapolri Tangani Wabah Campak di Asmat

Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto menerjunkan tim medis ke sejumlah lokasi di Asmat. Tim medis itu termasuk dokter spesialis yang akan dikirimkan ke Asmat secara periodik.

Sebelumnya, Polda Papua bersama TNI dan pemerintah daerah Papua juga membentuk Satuan Tugas Terpadu dalam menangani kejadian luar biasa ini. Satgas tersebut terdiri atas tim medis serta anggota Polri dan TNI untuk mendistribusikan obat-obatan dan bahan pangan.

Gizi buruk dan busung lapar melanda Asmat sejak beberapa bulan terakhir. Buruknya gizi tersebut menjadi penyebab mewabahnya penyakit campak. Penyakit campak dan gizi buruk mengakibatkan lebih dari 60 warga meninggal akibat terlambat memperoleh penanganan medis.

Berita terkait

8 Penyakit yang Paling Banyak Menyerang Anak

45 hari lalu

8 Penyakit yang Paling Banyak Menyerang Anak

Pakar kesehatan menjelaskan delapan penyakit yang paling umum menyerang anak-anak, dari campak sampai cacar air.

Baca Selengkapnya

Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

28 Februari 2024

Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

Pemberian imunisasi bisa dilakukan saat anak baru lahir hingga berusia 12 bulan.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala dan Pencegahan Penyakit Campak pada Anak

15 Februari 2024

Kenali Gejala dan Pencegahan Penyakit Campak pada Anak

Gejala campak biasanya muncul 7-14 hari setelah tertular penyakit.

Baca Selengkapnya

Beda Gejala Cacar Monyet, Cacar Air, dan Campak

22 Oktober 2023

Beda Gejala Cacar Monyet, Cacar Air, dan Campak

Meski sekilas terlihat mirip, pakar menjelaskan beda gejala cacar monyet, cacar air, dan campak. Distribusi ruam ketiga penyakit itu berbeda.

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

13 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

Jenis vaksin yang menjadi bagian program imunisasi rutin yang disediakan pemerintah semakin beragam. Simak daftarnya

Baca Selengkapnya

Kota Bogor Sebut Tidak Berstatus KLB Campak Meski Ada 143 Sampel Uji Lab Positif

18 Maret 2023

Kota Bogor Sebut Tidak Berstatus KLB Campak Meski Ada 143 Sampel Uji Lab Positif

Kota Bogor menerangkan deerahnya tidak dalam status kejadian luar biasa (KLB) Campak Rubella karena meskipun terdapat 143 sampel positif.

Baca Selengkapnya

Alasan Pasien Campak Perlu Dirawat di Ruang Isolasi

6 Februari 2023

Alasan Pasien Campak Perlu Dirawat di Ruang Isolasi

Tak hanya di rumah, jika dirawat di rumah sakit pasien campak juga sebaiknya dirawat di ruang tersendiri atau isolasi. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Benarkah Air Kelapa Bisa Redakan Ruam Campak?

6 Februari 2023

Benarkah Air Kelapa Bisa Redakan Ruam Campak?

Pakar menjelaskan ruam campak bisa diredakan dengan minum air kelapa hanya mitos. Bagaimana faktanya?

Baca Selengkapnya

Vaksin Campak dan Covid-19 Bisa Diberikan Bersamaan, Cek Syaratnya

27 Januari 2023

Vaksin Campak dan Covid-19 Bisa Diberikan Bersamaan, Cek Syaratnya

Pakar kesehatan membolehkan vaksin campak diberikan bersama vaksin COVID-19, termasuk booster kedua. Ini yang perlu diperhatikan.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Campak Lebih Menular dari COVID-19

27 Januari 2023

Pakar Ingatkan Campak Lebih Menular dari COVID-19

Pakar kesehatan mengatakan penyakit campak lebih menular dari COVID-19 dengan daya tular pada 12 hingga 13 orang di sekitar pasien.

Baca Selengkapnya