Satgas Terpadu Polda Papua Tangani Campak dan Gizi Buruk

Reporter

Zara Amelia

Rabu, 17 Januari 2018 16:45 WIB

Anak-anak bermain di Kampung Asmat, distrik Mimika Timur, Kabupaten Mimika, Papua, akhir pekan lalu. Masyarakat Papua berencana akan menggelar Kongres Papua III pada 16-19 Oktober 2011 mengangkat tema "Menegakkan Hak-hak Dasar Orang Asli Papua di Masa Kini dan Masa Depan". ANTARA/Fanny Octavianus

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Papua membentuk Satuan Tugas Terpadu, personel gabungan dari TNI, Polri, Pemerintah Daerah dan tim Satgas yang dibentuk Kementerian Sosial untuk mengatasi gizi buruk dan sakit campak di Kabupaten Asmat, Papua. Satgas yang dibentuk pada Senin, 15 Januari 2018 itu bertugas mendistribusikan pasokan makanan dan obat-obatan.

“Kapolda Papua telah memanggil personel Pemerintah Daerah dan TNI untuk membentuk Satgas yang berangkat ke Asmat,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar AM Kamal di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, pada Rabu, 17 Januari 2018. Personel Satgas berangkat bersama tim medis dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Papua menuju Asmat melalui jalur laut, Selasa, 16 Januari 2018.

Baca:
Jokowi Minta Panglima TNI Bantu Atasi Wabah Campak di Asmat ...

Gizi buruk dan busung lapar melanda masyarakat Kabupaten Asmat. Penyakit campak dan gizi buruk itu mengakibatkan 24 anak meninggal akibat terlambat memperoleh penanganan medis. Pemerintah Kabupaten Asmat menetapkan kejadian luar biasa (KLB).

Bahan pangan yang dibagikan termasuk susu dan makanan untuk balita. Pasokan makanan itu bantuan dari PT Pertamina dan beberapa bank seperti, Bank Papua, Bank Negara Indonesia, dan Bank Rakyat Indonesia.

Baca juga: Kemenkes: Wabah Campak di Asmat karena ...

Salah satu tantangan Satgas Terpadu menjangkau para korban adalah kondisi geografis Asmat yang sulit untuk dilalui. Jalannya berupa rawa, sehingga Satgas Terpadu membutuhkan motor laut untuk menjangkau tiap rumah. Setiap rumah berjarak 300 meter satu sama lain yang menbutuhkan waktu tempuh cukup lama.

Advertising
Advertising

Presiden Joko Widodo memerintahkan Pemda Papua sebagai pihak yang terdekat untuk selalu memantau masyarakat yang terjangkit campak dan gizi buruk itu. Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto mendapat mandat dari Presiden Joko Widodo untuk mengirimkan bantuan ke Kabupaten Asmat, Papua. Hadi Tjahjanto telah menugasi Satuan Tugas Kesehatan TNI untuk menanggulangi wabah penyakit campak yang tengah terjadi di sana.

Simak: Ribka Tjiptaning Minta Kemenkes Tanggung ...

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Sabrar Fadhilah mengatakan TNI mengirimkan satgas kesehatan menggunakan pesawat Hercules A-1326 dari landasan udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. "Panglima membentuk Satgas Kesehatan TNI KLB untuk membantu Kementerian Kesehatan RI, terdiri atas Puskes TNI, Puskesad, Diskesal, dan Diskesau,” kata Sabrar pada Senin, 15 Januari 2018.

Sebanyak 53 personel TNI itu terdiri atas dokter spesialis dan paramedik. Selain itu, TNI mengirimkan obat-obatan sesuai kebutuhan dengan prioritas vaksin campak dan difteri serta alat kesehatan. "Juga membawa logistik berupa bahan makanan siap saji sebanyak 11.100 pak untuk membantu warga Asmat yang terkena wabah penyakit,” ujarnya.

Berita terkait

8 Penyakit yang Paling Banyak Menyerang Anak

47 hari lalu

8 Penyakit yang Paling Banyak Menyerang Anak

Pakar kesehatan menjelaskan delapan penyakit yang paling umum menyerang anak-anak, dari campak sampai cacar air.

Baca Selengkapnya

Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

28 Februari 2024

Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

Pemberian imunisasi bisa dilakukan saat anak baru lahir hingga berusia 12 bulan.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala dan Pencegahan Penyakit Campak pada Anak

15 Februari 2024

Kenali Gejala dan Pencegahan Penyakit Campak pada Anak

Gejala campak biasanya muncul 7-14 hari setelah tertular penyakit.

Baca Selengkapnya

Beda Gejala Cacar Monyet, Cacar Air, dan Campak

22 Oktober 2023

Beda Gejala Cacar Monyet, Cacar Air, dan Campak

Meski sekilas terlihat mirip, pakar menjelaskan beda gejala cacar monyet, cacar air, dan campak. Distribusi ruam ketiga penyakit itu berbeda.

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

13 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

Jenis vaksin yang menjadi bagian program imunisasi rutin yang disediakan pemerintah semakin beragam. Simak daftarnya

Baca Selengkapnya

Kota Bogor Sebut Tidak Berstatus KLB Campak Meski Ada 143 Sampel Uji Lab Positif

18 Maret 2023

Kota Bogor Sebut Tidak Berstatus KLB Campak Meski Ada 143 Sampel Uji Lab Positif

Kota Bogor menerangkan deerahnya tidak dalam status kejadian luar biasa (KLB) Campak Rubella karena meskipun terdapat 143 sampel positif.

Baca Selengkapnya

Alasan Pasien Campak Perlu Dirawat di Ruang Isolasi

6 Februari 2023

Alasan Pasien Campak Perlu Dirawat di Ruang Isolasi

Tak hanya di rumah, jika dirawat di rumah sakit pasien campak juga sebaiknya dirawat di ruang tersendiri atau isolasi. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Benarkah Air Kelapa Bisa Redakan Ruam Campak?

6 Februari 2023

Benarkah Air Kelapa Bisa Redakan Ruam Campak?

Pakar menjelaskan ruam campak bisa diredakan dengan minum air kelapa hanya mitos. Bagaimana faktanya?

Baca Selengkapnya

Vaksin Campak dan Covid-19 Bisa Diberikan Bersamaan, Cek Syaratnya

27 Januari 2023

Vaksin Campak dan Covid-19 Bisa Diberikan Bersamaan, Cek Syaratnya

Pakar kesehatan membolehkan vaksin campak diberikan bersama vaksin COVID-19, termasuk booster kedua. Ini yang perlu diperhatikan.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Campak Lebih Menular dari COVID-19

27 Januari 2023

Pakar Ingatkan Campak Lebih Menular dari COVID-19

Pakar kesehatan mengatakan penyakit campak lebih menular dari COVID-19 dengan daya tular pada 12 hingga 13 orang di sekitar pasien.

Baca Selengkapnya