Soal La Nyalla, Gerindra Jelaskan soal Dana Saksi Rp 40 Miliar

Editor

Amirullah

Jumat, 12 Januari 2018 10:51 WIB

Prabowo Subianto dan La Nyalla Mattalitti. Dok. Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua PSSI La Nyalla Mahmud Mattalitti mengaku dimintai uang saksi sejumlah Rp 40 miliar oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat pencalonan pemilihan gubernur Jawa Timur 2018. Politikus Partai Gerindra Arief Payuono mengatakan, jika permintaan itu benar, maka itu merupakan hal yang wajar dilakukan dalam Pilgub.

"Kalaupun itu benar, sangat wajar karena kemenangan calon ketua daerah dalam Pilgub itu kuncinya adalah kekuatan para saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS)," ujar Arief dalam siaran pers, Kamis 11 Januari 2018.

La Nyalla sebelumnya mengatakan, permintaan Prabowo itu disampaikan pada tanggal 9 Desember 2017, sekitar pukul 15.00 WIB di kediaman Prabowo di Hambalang, Sentul, Jawa Barat. Saat ditemui, Prabowo ditemani dua ajudannya yaitu Prasetyo dan Sugiarto.

Baca juga: Mengaku Diperas Prabowo, La Nyalla: Saya Berani Sumpah Pocong

Menurut La Nyalla, Prabowo menyuruh dirinya memberikan uang itu sebelum tanggal 20 Desember 2017 agar dia bisa direkomendasikan Gerindra sebagai calon gubernur. La Nyalla mengatakan, dirinya sudah menyiapkan dana sebesar Rp 300 miliar, namun ia ngotot untuk memberikan setelah dirinya resmi didaftarkan ke KPU Jawa Timur. La Nyalla mengatakan Prabowo menolak permintaanya. "Marah-marah dia," ujarnya.

Advertising
Advertising

Arief menuturkan, jumlah TPS yang ada di 38 kabupaten atau kota di Jawa Timur berjumlah 68.511 TPS. Menurutnya, dibutuhkan tiga orang saksi untuk satu TPS. Jika satu orang saksi membutuhkan uang makan saksi sebesar Rp 200 ribu per orang, maka dibutuhkan dana Rp 41 milyar. Itu belum dihitung dengan saksi-saksi di tingkat Panitia Pemungutan Suara (PPS), Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), dan KPUD.

Selain itu, menurut Arief, dibutuhkan biaya juga untuk dana pelatihan saksi sebelum pencoblosan, yaitu sebesar Rp 100 ribu per orang per hari. Ia mengatakan, butuh tiga hari yang artinya masih dibutuhkan dana sebesar Rp 20,5 milyar. Kekurangan itu nantinya ditanggung kader Partai Gerindra. "Seperti pada Pilgub DKI Jakarta seluruh kader Gerindra di Indonesia urunan untuk Bantu Anies-Sandi," kata Arief.

Baca juga: La Nyalla Ungkap Kronologi Permintaan Mahar Rp 40 M oleh Prabowo

Arief membantah adanya permintaan Rp 40 milyar dalam surat tugas Gerindra pada La Nyalla itu untuk mendapatkan partai koalisi demi mengusung La Nyalla dalam Pilgub Jatim. Arief menuturkan, sejak awal Gerindra mengusung La Nyalla sebagai bakal cagub Gerindra pada Pilgub Jatim. Lalu, kata Arief, La Nyalla sebagai kader Gerindra diizinkan untuk memasang fotonya bersama Prabowo di setiap pelosok Jawa Timur.

Menurut Arief, pencalonan La Nyalla tidak berhasil karena La Nyalla tidak mendapatkan partai koalisi, yaitu Partai Amanat Nasional. Padahal, tutur Arief, Amin Rais sebagai pendiri PAN juga mengusulkan La Nyalla. Namun Dewan Pengurus Pusat PAN menolak mengusung La Nyalla dengan alasan Dewan Pengurus Wilayah PAN Jawa Timur menolak mengusung La Nyalla. Menurut Arief, dukungan Amien Rais pada La Nyalla tidak dianggap oleh Ketua Umum PAN Dan DPW PAN Jatim.

Infografis: Pengaruh Gerindra dalam Peta Politik di Pemilihan Kepala Daerah 2017

Berita terkait

5 Dosa Politik Taufik pada Prabowo Subianto dan Partai Gerindra

8 Juni 2022

5 Dosa Politik Taufik pada Prabowo Subianto dan Partai Gerindra

Politikus senior M Taufik dipecat dari Gerindra karena dinilai telah membuat dosa politik dan pembangkangan pada partai dan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Gerindra Berkukuh Dorong Prabowo Nyapres Lagi di Pilpres 2024

8 Juni 2022

Gerindra Berkukuh Dorong Prabowo Nyapres Lagi di Pilpres 2024

Politisi Partai Gerindra menegaskan partainya tetap kukuh mendorong Ketua Umum Prabowo Subianto maju kembali sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Riza Patria Akan Patuh Keputusan DPP Gerindra Soal Pemecatan Taufik

8 Juni 2022

Riza Patria Akan Patuh Keputusan DPP Gerindra Soal Pemecatan Taufik

Pemecatan resmi Muhammad Taufik bakal ditentukan DPP Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Taufik Akan Pindah ke Partai Berideologi Nasionalis setelah Dipecat Gerindra

7 Juni 2022

Taufik Akan Pindah ke Partai Berideologi Nasionalis setelah Dipecat Gerindra

Politikus senior Gerindra Muhammad Taufik mengatakan jika harus bergeser, maka akan mencari partai yang nasionalis.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jakarta: Pemecatan M Taufik Baru Rekomendasi, Belum Diputuskan

7 Juni 2022

Gerindra Jakarta: Pemecatan M Taufik Baru Rekomendasi, Belum Diputuskan

Ahmad Riza Patria mengungkapkan, pemecatan M Taufik dari partai barurekomendasi dari Majelis Kehormatan Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Taufik, Akan Mundur dari Gerindra Demi Anies Baswedan Jadi Capres

2 Juni 2022

Kontroversi Taufik, Akan Mundur dari Gerindra Demi Anies Baswedan Jadi Capres

Politikus senior Partai Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik akan mundur dari partainya demi bisa mendukung Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya

Hadiri Pelantikan Penggantinya, Taufik Gerindra: Enggak Ada yang Istimewa

2 Juni 2022

Hadiri Pelantikan Penggantinya, Taufik Gerindra: Enggak Ada yang Istimewa

Mohamad Taufik dari Partai Gerindra menyatakan penggantiannya dari kursi Wakil Ketua DPRD DKI sebagai hal biasa.

Baca Selengkapnya

Prabowo Subianto Siapkan Sikap Politik terhadap Jokowi-Maruf

9 Oktober 2019

Prabowo Subianto Siapkan Sikap Politik terhadap Jokowi-Maruf

Sikap Prabowo Subianto akan disampaikan saat Rakernas Partai Gerindra 17 Oktober 2019.

Baca Selengkapnya

Mulan Jameela Gugat Gerindra, Peserta Sidang Belum Komplit

22 Juli 2019

Mulan Jameela Gugat Gerindra, Peserta Sidang Belum Komplit

Persidangan gugatan kader Partai Gerindra, termasuk penyanyi Mulan Jameela, sebelumnya ditunda.

Baca Selengkapnya

Cawagub DKI, PKS-Gerindra Setor Nama ke Anies 11 Februari 2019

21 Januari 2019

Cawagub DKI, PKS-Gerindra Setor Nama ke Anies 11 Februari 2019

PKS dan Gerindra sepakat akan menyedorkan dua nama cawagub DKI kepada Gubernur Anies Baswedan pada 11 Februari 2019.

Baca Selengkapnya