Kepala PPATK: Model Baru Penggalangan Dana Aksi Terorisme Lewat..

Reporter

M Yusuf Manurung

Editor

Dwi Arjanto

Selasa, 19 Desember 2017 22:54 WIB

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius (tengah) bersama Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Ahmad Badaruddin (kiri) dan Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Polri Bambang Sunarwibowo (kanan) saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 19 September 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Kiagus Ahmad Badaruddin mengatakan ada perubahan pola pendanaan terorisme. Menurutnya, jika biasanya pendanaan melalui self financing, saat ini pendanaan dilakukan melalui media sosial.

"Karena melalui sosmed dengan istilah crowdfunding yaitu lewat iklan disamarkan," kata Kiagus di Gedung PPATK, Jalan Juanda Nomor 35 Jakarta Pusat, Selasa, 19 Desember 2017.
Baca : PPATK Aktifkan Kembali Institut Intelijen Keuangan Indonesia

Menurutnya, aktivitas tersebut menimbulkan kesulitan dalam melacak aliran dana teroris. Sebab, dana yang digalang melalui self financing jumlahnya relatif kecil dan melalui kegiatan-kegiatan halal seperti voucher telpon dan usaha dagang kecil-kecilan. "Bisa dilacak tapi perlu waktu, memerlukan ketelitian kesabaran," katanya.

Kiagus menambahkan, dahulu teroris menggunakan sebagian pendanaan untuk operasional organisasi seperti gaji para teroris dan propaganda. Sedangkan, saat ini pendanaan digunakan lebih banyak untuk pembelian senjata karena propaganda dilakukan dengan menggunakan media sosial dengan biaya yang murah. "Karena mereka lebih banyak menggunakan sosmed," ujarnya.

PPATK juga menyampaikan survei hasil Indeks Persepsi Publik terhadap Pencegahan Pendanaan Terorisme (IPP-TPPT) 2017 sebesar 5,06 naik dari tahun 2016 4,89. Tingkat pemahaman publik terkait TPPT adalah tentang faktor pendorong sebesar 6,45, sumber daya sebesar 5,66, karakteristik 5,57, pelaku pendukung 4,83 dan pelaku utama 3,44.

Untuk faktor pendorong terjadi TPPT, publik menyakini yang paling penting adalah belum efektifnya upaya penegakan hukum sebesar 7,02, belum efektifnya pengawasan pelaksanaan aturan dalam pencegahan dan pemberantasan terorisme 7,01, berkembangnya gerakan dan pola pikir radikalisme 6,98, seriusnya ancaman terorisme internasional 6,97, kesalahan pemahaman doktrin tertentu 6,96 dan sulitnya mendeteksi pihak yang merupakan pemilik harta sesungguhnya 6,77.

Dari segi pemahaman soal sumber dana TPPT, publik meyakini tiga sumber utama berasal dari luar negeri sebesar 7,71, dari hasil kejahatan 7,08 dan dari penyimpanan dana yang dikumpulkan ormas 5,96. Sedangkan untuk pelaku utama TPPU, publik meyakini tiga profil utama terdiri dari pengusaha sebesar 5,32, pengurus anggota ormas selain parpol 5,11 dan pengurus dan anggota Parpol 4,99.

Metode pengumpulan data dalam survei aliran duit terorisme tersebut dilakukan berdasarkan data hasil survei rumah tangga. Pemilihan sampel survei menggunakan kerangka probabilistic sampling dengan pendekatan complex random sampling. Kerangka sampel terdiri dari 11.040 rumah tangga di 1,104 desa atau kelurahan di 172 kabupaten atau kota pada 34 provinsi.

Berita terkait

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

1 hari lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

4 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

6 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

11 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

3,2 Juta Pemain Judi Online di Indonesia, Kenali Modus, Kategori, dan Sanksi Hukumnya

12 hari lalu

3,2 Juta Pemain Judi Online di Indonesia, Kenali Modus, Kategori, dan Sanksi Hukumnya

Data PPATK menunjukkan sekitar 3,2 juta warga Indonesia yang bermain judi online. Berikut modus, kategori, dan jerat pasal hukum di KUHP dan UU ITE.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

17 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

18 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

21 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

42 hari lalu

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

Juru bicara Kremlin menepis adanya kegagalan dinas keamanan Rusia dalam mencegah penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya