TEMPO Interaktif, Jakarta:Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid mengritik pemerintahan Megawati Soekarnoputri karena dinilai ngambang dalam menyikapi penyerangan Amerika Serikat dan Inggris terhadap Afganistan. "Seharusnya pemerintah bisa lebih tegas. Tindakan AS itu harus dikutuk. Ketidakadilan yang dilakukan AS harus disoroti," kata Wahid saat berbicara dalam seminar di Surabaya, Rabu (10/10).
Penyerangan Amerika telah memangsa banyak korban jiwa tak berdosa. Mereka warga sipil. Bahkan tiga staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga tewas dalam serangan udara yang membombardir kota Kabul, Kandahar dan sekitarnya sejak tiga hari terakhir. Menurut Gus Dur, panggilan akrab Wahid, gempuran udara tersebut sudah sepatutnya disesali rezim Megawati Soekarnoputri. Tapi, tindakan yang lebih dari itu memang sulit dilakukan, tegasnya.
Tapi, Abdurrahman tidak setuju dengan tuntutan beberapa ormas Islam agar Indonesia membekukan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat dan negara sekutunya. Tuntutan itu dinilainya berlebihan. "Saya tidak setuju tuntutan itu. Kita seharusnya mengutuk serangan militer tersebut. Tapi, kalau sampai membekukan, saya kira berlebihan," katanya. Wahid juga mengecam ancaman sweeping terhadap warga negara asing di Indonesia, terutama yang berkebangsaan Amerika dan Inggris. (Wahyu Dhyatmika)
Berita terkait
Kualitas Beton Jalan Tol MBZ Diduga di Bawah SNI, Jasamarga Klaim sudah Penuhi Syarat Laik Fungsi
8 menit lalu
Kualitas Beton Jalan Tol MBZ Diduga di Bawah SNI, Jasamarga Klaim sudah Penuhi Syarat Laik Fungsi
PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JCC) mengklaim Jalan Tol Layang Mohammed Bin Zayed (MBZ) penuhi syarat laik fungsi.
Telkomsel Pastikan Akses Jaringan Broadband dalam WWF 2024
13 menit lalu
Telkomsel Pastikan Akses Jaringan Broadband dalam WWF 2024
Telkomsel telah memastikan kesiapan infrastruktur terdepan untuk mendukung kenyamanan aktivitas komunikasi dan pengalaman digital seluruh perwakilan delegasi World Water Forum 2024 dengan mengoptimalkan kapasitas dan kualitas jaringan dari 4G hingga 5G di 344 site eksisting.
Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), membentuk kelompok tani mahasiswa sebagai ujung tombak masa depan bangsa yang harus memiliki konsen terhadap sektor pertanian.