PBNU Kecam Kebijakan Donald Trump Soal Yerusalem

Kamis, 7 Desember 2017 16:54 WIB

Anak-anak Palestinina di depan Dome of the Rock di kota tua Yerusalem, pada Oktober 2014. Kota Yerusalem menjadi tempat bagi rumah ibadah Muslim, Yahudi dan Kristen. REUTERS/Ammar Awad

TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara Israel. Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faisal Zaini mengatakan sikap Trump itu bisa merusak perdamaian dunia.

Helmy berujar apa yang dilakukan oleh Trump bisa membawa situasi dunia menjadi semakin panas dan mengarah pada konflik yang tak berkesudahan. "Yerusalem bukanlah ibu kota Israel melainkan ibu kota Palestina yang telah kita akui kedaulatannya," katanya dalam konferensi pers di kantor PBNU, Jakarta, Kamis, 7 Desember 2017.

Menurut Helmy, apa yang dilakukan oleh Donald Trump berpotensi melanggar prinsip hukum humaniter seperti yang diatur dalam Protokol Tambahan I Tahun 1978 Pasal 53 yang menentukan perlindungan bagi objek-objek budaya dan tempat pemujaan. Selain itu, Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa Nomor 2253 tertanggal 4 Juli 1967 hingga Resolusi Nomor 71 tanggal 23 Desember 2016 telah menegaskan perlindungan Yerusalem terhadap okupasi Israel.

Baca juga: Kedutaan Amerika Serikat Pindah ke Yerusalem, Sikap Timur Tengah

Helmy menuturkan pihaknya juga mendukung kemerdekaan atas Palestina. Sebabnya PBNU mendesak PBB agar memberikan dan mengesahkan keanggotaan Palestina menjadi anggota resmi PBB dan memberikan hak yang setara sebagai rakyat dan negara merdeka.

Advertising
Advertising

PBNU mendesak PBB agar memberi sanksi baik politik maupun ekonomi, kepada Israel dan negara manapun jika tidak bersedia mengakhiri pendudukan terhadap tanah Palestina. "Ketiga, menyerukan agar negara-negara di Timur Tengah untuk bersatu mendukung kemerdekaan Palestina," ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPP Bidang Hukum PBNU, Robikin Emhas, mengatakan pihaknya mendesak Organisasi Kerjasama Islam agar intensif mengorganisir anggotanya untuk mendukung kemerdekaan Palestina.

Adapun kepada pemerintah Indonesia, PBNU mendorong untuk aktif membantu masalah yang terjadi di Palestina. "Pemerintah Indonesia memiliki peran yang sangat strategis untuk menjadi penengah yang bisa memediasi dinamika politik yang sedang terjadi," tutur Robikin.

Baca juga: Trump Umumkan Yerusalem sebagai Ibukota Israel

Ia meminta pula umat Islam di seluruh dunia, khususnya di Indonesia untuk mendoakan Palestina sebagai bentuk keprihatinannya atas pernyataan Donald Trump soal Yerusalem. "Menyerukan secara khusus kepada warga NU untuk membaca doa qunut nazilah, memohon pertolongan dan perlindungan pada Allah SWT agar Palestina khususnya dan juga dunia dapat tercipta situasi yang damai," ucapnya.

Berita terkait

1 Hari Menjelang Pilpres AS, Masa Kampanye Donald Trump dan Kamala Harris Berakhir

5 menit lalu

1 Hari Menjelang Pilpres AS, Masa Kampanye Donald Trump dan Kamala Harris Berakhir

Donald Trump dan Kamala Harris sama-sama mengakhiri masa kampanyenya di Pennsylvania dan negara bagian lainnya di seluruh Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Desa Leluhur Kamala Harris di India Gelar Doa Bersama untuk Kemenangan di Pilpres AS

3 jam lalu

Desa Leluhur Kamala Harris di India Gelar Doa Bersama untuk Kemenangan di Pilpres AS

Kamala Harris bersaing ketat dengan Donald Trump pada Pilpres AS. Sebuah desa di India mendoakan kemenangan Harris.

Baca Selengkapnya

Kamala Harris Vs Donald Trump di Pilpres AS, Bagaimana Jika Berakhir Seri?

7 jam lalu

Kamala Harris Vs Donald Trump di Pilpres AS, Bagaimana Jika Berakhir Seri?

Pilpres AS hari ini bisa saja hasilnya seri antara Kamala Harris melawan Donald Trump. Apa solusinya?

Baca Selengkapnya

Begini Kata Pakar UI Soal Dampak Pilpres AS terhadap Indonesia

13 jam lalu

Begini Kata Pakar UI Soal Dampak Pilpres AS terhadap Indonesia

Pakar UI dan CSIS menyoroti dampak Pilpres AS terhadap Indonesia.

Baca Selengkapnya

2 Hari Menjelang Pilpres AS, Kamala Harris dan Donald Trump Gencarkan Kampanye

20 jam lalu

2 Hari Menjelang Pilpres AS, Kamala Harris dan Donald Trump Gencarkan Kampanye

Hasil survei dua hari menjelang pilpres AS terlihat Kamala Harris dan Donald Trump saling bersaing ketat

Baca Selengkapnya

Tak Terima Disebut 'Boneka' Kamala Harris, Cardi B Serang Balik Elon Musk

21 jam lalu

Tak Terima Disebut 'Boneka' Kamala Harris, Cardi B Serang Balik Elon Musk

Perdebatan antara Cardi B dan Elon Musk terjadi di media sosial.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Vs Kamala Harris, CSIS Ungkap Dampaknya Bagi Indonesia

23 jam lalu

Donald Trump Vs Kamala Harris, CSIS Ungkap Dampaknya Bagi Indonesia

Peneliti CSIS mengungkap dampaknya terhadap Indonesia bila Donald Trump atau Kamala Harris yang menang dalam pilpres 2024 di AS.

Baca Selengkapnya

Janji Kamala Harris untuk Pemilih Arab-Muslim: Saya akan Akhiri perang di Gaza Jika Terpilih

1 hari lalu

Janji Kamala Harris untuk Pemilih Arab-Muslim: Saya akan Akhiri perang di Gaza Jika Terpilih

Kamala Harris pada Ahad berjanji akan melakukan apa pun untuk mengakhiri serangan Israel di Jalur Gaza, jika terpilih sebagai presiden Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Dampak Sentimen Pilpres AS terhadap Nilai Tukar Rupiah

1 hari lalu

Dampak Sentimen Pilpres AS terhadap Nilai Tukar Rupiah

Pelemahan nilai tukar rupiah, menurut proyeksi Lukman Leong, akan semakin menjadi apabila Donald Trump yang nantinya memenangkan pilpres.

Baca Selengkapnya

2 Hari Menjelang Pilpres AS, Kamala Harris dan Donald Trump Bersaing Dukungan di 7 Negara Bagian

1 hari lalu

2 Hari Menjelang Pilpres AS, Kamala Harris dan Donald Trump Bersaing Dukungan di 7 Negara Bagian

Kamala Harris dan Donald Trump saling bersaing ketat di tujuh negara bagian di Amerika Serikat dua hari menjelang pilpres AS 2024 berdasarkan survei.

Baca Selengkapnya