Presiden Joko Widodo resmi mengajukan nama Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebagai calon Panglima baru TNI menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo yang akan pensiun. Dok.TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan segera menggelar uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) untuk Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto. Dia dipilih Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal Panglima TNI menggantikan Gatot Nurmantyo.
"Diupayakan fit and proper test dapat dilakukan pada pekan ini," kata Wakil Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Tubagus Hassanudin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 4 Desember 2017.
DPR, kata Hassanudin, akan segera melakukan rapat badan musyawarah atau Bamus pada siang nanti. "Rapat Bamus akan dilaksanakan siang ini, karena persyaratan harus dibacakan dalam rapat paripurna. Setelah itu, fit and proper test akan segera dilaksanakan," tuturnya.
Menurut dia, waktu pelaksanaan fit and proper test pada pekan ini sudah tepat. "Jadi kami juga menimbang, masa reses DPR akan dimulai pada 13 Desember 2017 ini."
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon menerima surat dari Menteri Sekretaris Negara Pratikno terkait dengan nama calon pengganti Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo, pagi tadi.
Gatot bakal pensiun pada Maret 2018. Penggantian Panglima TNI akan ditempuh melalui pertimbangan dan persetujuan DPR. Kandidat Panglima TNI, sesuai dengan tradisinya, disyaratkan harus berpangkat bintang empat dan pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan.
Sebelumnya, koalisi sipil mendesak Jokowi segera menentukan nama calon Panglima TNI pengganti Gatot Nurmantyo yang akan pensiun. Mereka juga mendesak Jokowi menerapkan sistem rotasi dalam pemilihan Panglima TNI. Nama KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto pun diusulkan banyak pihak untuk menggantikan Gatot.