Tim SAR membantu warga melewati titik longsor di Desa Sriharjo, Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, 29 November 2017. Siklon tropis Cempaka yang muncul di perairan selatan Pulau Jawa memicu hujan lebat selama dua hari. ANTARA
TEMPO.CO, Bantul - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menaksir kerugian materi akibat bencana banjir dan tanah longsor pada 28 November 2017 di wilayah kerjanya sekitar Rp50 miliar. "Untuk kerugian fisik masih dihitung, namun pemulihan fisik yang rusak sekitar Rp50 miliar," kata Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Minggu.
Setidaknya 245 lokasi di Bantul terdampak banjir, tanah longsor dan pohon tumbang lantaran badai Siklon Tropis Cempaka di perairan selatan Jawa. Beberapa jembatan putus karena diterjang arus sungai, talud ambrol, jalanan rusak, rumah-rumah roboh, dan fasilitas umum rusak. "Bencana juga terjadi pada sektor pertanian dan perikanan.”
Guna mempercepat proses menghitung kerugian, BPBD menggandeng Universitas Gajah Mada (UGM) Teknik Sipil, Geografi dan Geologi. "Senin (hari ini) harus selesai pendataan.” Data itu akan dijadikan bahan evaluasi Gubernur DIY.
Untuk mempercepat proses penanganan dan pemulihan pascabencana Pemerintah Kabupaten Bantul menetapkan status tanggap darurat bencana sesuai arahan Gubernur DIY. Status itu ditetapkan agar pemda bisa mengeluarkan dana tak terduga.
BPBD Bantul mencatat jumlah pengungsi dampak badai Siklon Tropis Cempaka mencapai 7.929 jiwa. Mulai 29 November pengungsi mulai kembali ke rumah masing-masing.
Yogyakarta Lacak Lagi Bangunan Cagar Budaya Kotagede yang Tertinggal
27 Januari 2023
Yogyakarta Lacak Lagi Bangunan Cagar Budaya Kotagede yang Tertinggal
Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta pada Januari 2023 ini memetakan lagi kawasan sejarah Kotagede demi melacak sejumlah bangunan yang sebenarnya masuk kategori cagar budaya namun belum sempat ditetapkan.