Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono menyempatkan diri menengok ribuan karangan bunga yang bertengger di halaman Balai Kota, Jumat, 28 April 2017. TEMPO/Larissa
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono tak menampik ada antisipasi yang disiapkan partainya jika Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Partai itu juga ada antisipasi-antisipasinya. Bilamana dia tiba-tiba ditahan, tentu tidak memungkinkan bisa menjalankan tugas-tugas partai sebagaimana mestinya secara efektif sebagai ketua umum," kata Agung kepada Tempo pada Kamis, 16 November 2017.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung mengusulkan agar Setya mundur atau diganti dari jabatan ketua umum partai berlambang pohon beringin itu. Usul yang sama juga terlontar dari politisi senior Golkar, Jusuf Kalla.
Agung menyampaikan, apapun yang terjadi terhadap Setya, partai harus tetap berjalan. Menurut dia, Dewan Pembina, Dewan Pakar, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar memiliki tanggung jawab bersama soal kelanjutan partai.
"Semua harus memberi kontribusi yang tetap mengacu pada AD/ART, tapi tidak kemudian saling cakar-cakaran, hanya mementingkan agenda pribadi atau kelompok," kata Agung.
Agung menambahkan, kemungkinan mengganti Setya Novanto dari jabatan ketua umum memang ada. Jika hal tersebut terjadi, kata Agung, dia berharap proses pergantian berlangsung dengan baik dan terhormat. "Apakah harus ada munas lagi, atau mengangkat plt, saya kira itu kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi," ujarnya.