JK Resmikan Fasilitas Nuklir Pengolahan Pascapanen Milik BATAN
Reporter
Amirullah
Editor
Ninis Chairunnisa
Rabu, 15 November 2017 09:24 WIB
TEMPO.CO, Serpong - Wakil Presiden Jusuf Kalla meresmikan fasilitas Iradiator Gamma Merah Putih (IGMP) di Kawasan Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan pada Rabu, 15 November 2017. Fasilitas ini merupakan hasil kerja sama antara Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dengan pihak Izotop Hongaria.
"Fasilitas ini kini telah rampung serta siap dioperasikan," kata Kepala Biro Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Kerja Sama BATAN, Eko Madi Parmanto pada Rabu, 15 November 2017.
Eko mengatakan IGMP dibangun untuk menjawab kondisi pengolahan pascapanen Indonesia sebagai negara agraris dan maritim. Potensi produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan sangat melimpah. Namun karena sistem pengelolaan pascapanennya yang buruk, menjadikan kondisi hasil panen cepat membusuk.
Baca: BATAN: Listrik dari Tenaga Nuklir Menghemat Pembayaran 50 Persen
Menurut Eko, IGMP merupakan karya anak bangsa dengan kandungan lokal lebih dari 84 persen. "Ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah mampu menguasai teknologi, baik desain, pembangunan maupun pengoperasian fasilitas nuklir," ujar Eko. Selain itu, fasilitas ini dapat dijadikan contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia bila kelak akan membangun fasilitas iradiator.
Fungsi iradiator diantaranya sebagai fasilitas pengawetan bahan makanan, obat, kosmetik, dan sterilisasi alat kesehatan. Dengan menggunakan iradiator, bakteri pembusuk pada bahan makanan akan mati sehingga memperpanjang masa penyimpanan. IGMP didesain dengan kapasitas 2 megacurie yang mampu melakukan radiasi 123 meter kubik per hari.
Baca: JK Hadiri Hari Teknologi di Makassar
Namun, kapasitas ini dirasa belum memenuhi seluruh kebutuhan iradasi produk, makanan atau obat herbal di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini, di Indonesia, baru ada dua fasilitas iradiasi sejenis, yakni milik BATAN dan milik swasta.
Eko mengatakan sejumlah keuntungan dari pemanfaatan IGMP. Keuntungan itu adalah proses yang efektif, dapat membunuh bakteri pembusuk, tidak ada residu kimia beracun, tidak merusak kandungan gizi pada bahan pangan, bisa untuk produk kemasan, dan dapat digunakan untuk sterilisasi, serta aman dikonsumsi. Ini karena pemberian dosis radiasi telah sesuai dengan Permenkes Nomor 701/Menkes/Per/VIII/2009.
Selain itu, JK meresmikan laboratorium radioisotop dan radiofarmaka di Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) BATAN yang berada di kawasan yang sama. "Laboratorium ini difungsikan untuk memproduksi radioisotop dan radiofarmaka yang sangat berguna bagi dunia kesehatan," kata Eko.
Dia mengatakan saat ini produksi radioisotop dan radiofarmaka BATAN telah banyak diedarkan oleh PT Kimia Farma untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. Radioisotop dan radiofarmaka berfungsi mendiagnosis dan mengobati berbagai penyakit, diantaranya penyakit kanker dan gondok yang sering diderita oleh masyarakat.