Ketum PKB Muhaimin Iskandar bersama Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo (kiri), Tokoh Papua, Pastor Neles Tebay (kanan), mengikuti diskusi Gus Dur, Papua dan Paradigma Pembangunan, dalam rangka Harlah ke-19 PKB di Gedung DPP PKB, Jakarta, 26 Juli 2017. Dalam diskusi ini PKB mengingatkan pembangunan di Papua tidak boleh terlepas dari tujuan utamanya yakni mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan di atas segala-galanya. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Yogakarta - Kaum muda yang bergabung dalam Guyup Rukun Nusantara (GRN) memasangkan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019. Cak Imin, panggilan Muhaimin, dianggap mewakili kelompok moderat dan Jokowi sebagai sosok nasionalis.
"Kami telah mengamati dua sosok tokoh nasional ini yang pantas membawa republik dalam adil berkemakmuran dan makmur dalam keadilan," kata koordinator GRN, Andy Kartala, di Yogyakarta, Selasa, 14 November 2017. Cak Imin, kata dia, merupakan sosok yang menjadi salah satu panutan para nahdliyin, warga Nahdlatul Ulama.
NU dinilai moderat menyikapi permasalahan bangsa. Andy menyatakan dua sosok ini bisa menjadi harapan masyarakat Indonesia di masa depan. Kekuatan nasionalis dan nahdliyin, kata Andy, sudah terbukti dalam sejarah perjuangan kemerdekaan.
Jokowi merupakan sosok politikus dan inkumben. Ia dianggap sebagai sosok kekuatan politik nasionalis. Cak Imin adalah politikus yang bisa menjadi representasi dari kalangan nahdliyin.
"Bertemunya sosok besar dalam dua arus besar di kepemimpinan nasional cukup mewakili keberagaman rakyat dan budaya Indonesia," tutur Andy. Jokowi, menurut dia, peduli dengan isu kerakyatan, perbaikan infrastruktur perekonomian, dan peningkatan investasi. Sedangkan Cak Imin juga memperjuangkan petani tebu, petani tembakau, dan nelayan. Selain itu, Cak Imin dianggap sebagai penyambung aspirasi nahdliyin.
Pengurus GRN lainnya, Dipo Dwi, mengakui perkumpulan kaum muda ini memang masih baru, didirikan pada 12 Oktober 2017. Gerakan yang tidak berafiliasi politik praktis ini menyatakan gerakan dukungan kepada Muhaimin Iskandar murni dari aspirasi masyarakat kaum muda. GRN, kata Dipo, akan mengawal hingga pemilihan presiden 2019. “Membentuk relawan-relawan di seluruh Indonesia."