Wapres Jusuf Kalla berolahraga golf di lapangan golf Senayan, Sabtu pagi, 14 Oktober 2017, Jusuf Kalla menyempatkan berolahraga meskipun baru tiba ke Tanah Air dari kunjungan kerja ke Belgia dan Inggris, pada Jumat, 13 Oktober 2017. Juru bicara Wapres, Husain Abdullah
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla turut merayakan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-53 yang digelar Kementerian Kesehatan di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Ahad, 12 November 2017. JK memberikan sejumlah tip untuk menjaga kesehatan kepada peserta HKN. "Jangan makan makanan berlemak terlalu sering ataupun terlalu banyak."
Ia mencontohkan tak masalah jika makan kaledo. “Makan kaledo enggak apa, tapi jangan setiap hari. Itu penuh lemak,” kata JK sembari terkekeh.
Kaledo adalah kependekan dari kaki lembu Donggala, makanan khas Sulawesi Tengah yang berbahan dasar kaki lembu dengan penampilan seperti sop buntut tapi penuh sumsum. Makan kaledo, kata JK, boleh saja. “Seminggu sekali enggak apa."
Makanan lain yang menurut JK jangan terlalu sering dimakan untuk menjaga kesehatan adalah Coto Makassar. Makanan berkuah yang biasa disantap dengan buras itu dianggap JK juga bisa berbahaya jika dimakan terlalu sering. Coto mengandung jeroan sapi, seperti otak, hati, paru, hati, dan sebagainya.
JK mengakui juga menyantap Coto Makassar. Namun, istrinya, Mufidah Kalla, kerap mengingatkan untuk tidak terlalu banyak mengkonsumsi makanan itu. "Makan Coto Makassar juga jangan sering-sering," ujar JK.
JK mengatakan pola makan sehat jangan diterapkan saat perayaan Hari Kesehatan Nasional saja. Kalau bisa, diterapkan rutin setiap hari. "Makan sayur, makan buah, jaga pola makan yang baik," tuturnya.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
8 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.