Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat berpidato pengukuhan Doktor Honoris Causa di Graha ITS, Surabaya, 10 November 2017. TEMPO/Nur Hadi
TEMPO.CO, Surabaya - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menerima gelar doktor honoris causa bidang manajemen dan konservasi sumber daya kelautan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. Ini adalah gelar yang kedua untuk Susi. Sebelumnya, Susi mendapatkan gelar itu dari Universitas Diponegoro, Semarang.
Penganugerahan gelar kehormatan ini dilaksanakan pada puncak Dies Natalis ITS ke-57 di Graha Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, Jumat, 10 November 2017. Pemberian gelar ini dipromotori oleh Ketut Buda Artana, Semin, dan Raja Oloan Saut Gurning sebagai co-promotor.
Ketu tim promotor Ketut Budah Artana mengatakan Susi layak mendapat gelar honoris causa karena visi-misi dan program yang dijalankan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan untuk mengatasi tantangan masalah perikanan berhasil diwujudkan.
Susi dinilai di antaranya berhasil menjamin keberlanjutan sumber daya perikanan dengan tidak eksploitatif dan merusak lingkungan. Selain itu, Susi dianggap berhasil memberdayaan pulai kecil serta melakukan penjagaan laut. "(Terutama) penghapusan praktik illegal fishing," katanya, Jumat, 10 November 2017.
Susi mengucapkan terima kasih kepada Rektor dan Senat Akademik ITS yang memberinya gelar doktor honoris causa. Dia berharap dengan pemberian gelar ini dapat mendorong dirinya bekerja lebih baik dalam menjalankan tugasnya sebagai Menteri Kalautan dan Perikanan.
"Semoga penganugerahan mendorong saya untuk lebih baik dan lebih berperan khususnya dalam menjalankan pembangunan di negeri ini," kata dia sebelum membacakan orasi ilmiah berjudul "Mempertahankan Keberlanjutan Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan".
Penganugerahan gelar kehormatan kepada Susi Pudjiastuti merupakan usul dari Departemen Teknik Sistem Perkapalan (Siskal), Fakultas Teknologi Kelautan, yang diajukan ke Senat Akademik ITS tahun lalu. Penelaahan penganugerahan selesai dilakukan pada April 2017 lalu.