Kembali Dipanggil KPK, Yorrys Raweyai Ditanya Rapat-rapat Golkar

Jumat, 3 November 2017 13:45 WIB

Politikus Partai Golkar Yorrys Raweyai saat menghadiri pertemuan antara partai politik pendukung Ahok-Djarot, di Hotel Novotel, Jalan Gadjah, Jakarta Pusat, Kamis, 9 Maret 2017. Tempo/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Golkar Yorrys Raweyai kembali dipanggil KPK. Dia diperiksa sebagai saksi untuk kasus dugaan merintangi proses penyidikan, persidangan, dan memberikan keterangan palsu dalam perkara korupsi kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP dengan tersangka Markus Nari.

Yorrys diperiksa terkait kapasitasnya sebagai mantan Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Partai Golkar. "Iya, terkait Markus Nari. Ini kan kaitannya dengan kapasitas saya sebagai Korbid Polhukam punya korelasi dengan kasus e-KTP ini," kata Yorrys di Gedung KPK, Jakarta, Jumat 3 November 2017.

Baca: Diperiksa KPK, Yorrys Ditanya Markus Nari sampai Setya Novanto

Yorrys mengungkapkan posisinya sebagai Korbid Polhukam berkaitan dengan Rudy Alfonso yang menjadi Ketua Bidang Hukum dan juga sebagai Ketua Mahkamah Partai mengurusi berbagai macam kasus yang menimpa kader-kader partai Golkar.

Selain itu, Yorrys juga menuturkan rapat internal Korbid Polhukam sempat membahas tentang revisi undang-undang KPK, pencekalan Setya Novanto sebagai ketua umum partai dan pansus angket. Menurut dia, pembahasan rapat tersebut berimplikasi pada upaya KPK mendalami kesaksiannya terkait pencabutan BAP Miryam.

"Sehingga ini memiliki korelasi yang berimplikasi pada hal-hal yang sekarang terjadi ini seperti pernah mendengar ada pertemuan dalam rangka pencabutan BAP si Miryam, enggak pernah," kata Yorrys.

Advertising
Advertising

Selain itu, Yorrys juga diperiksa KPK terkait hubungan antara Rudi Alfonso dan Setya Novanto. KPK sempat menanyainya soal dugaan instruksi Novanto dalam pertemuan Markus Nari dan Rudi Alfonso.

Baca: Usai Yorrys, Ketua Bidang Hukum Golkar Rudy Alfonso Diperiksa KPK

"Saya tadi ditanyakan tapi saya tidak tahu. Tapi kapasitas saya dalam rapat internal kita sering bicarakan soal gimana sih dinamika masalah ini dengan keterpurukannya elektabilitas Golkar," ucapnya.

Yorrys menilai kasus korupsi yang melibatkan Setya Novanto membuat elektabilitas Golkar semakin terpuruk. Selain itu, kata Yorrys, publik akan menilai Golkar mempertahankan para kadernya yang terlibat kasus korupsi. "Ini enggak bisa partai ini dipimpin sama orang-orang ini, dan ini kita akan lakukan perlawanan itu, saya dan teman-teman yang lain," ujar Yorrys.

Sebelumnya, Selasa, 31 Oktober 2017, Yorrys Raweyai juga hadir ke Gedung KPK untuk memenuhi panggilan KPK. Ketika itu, dia dicecar pertanyaan seputar Markus Nari hingga Setya Novanto.

Berita terkait

Nurul Ghufron Gugat ke PTUN, Dewas KPK Tetap Gelar Sidang Etik dan Anggap Kasusnya Tidak Kedaluwarsa

2 jam lalu

Nurul Ghufron Gugat ke PTUN, Dewas KPK Tetap Gelar Sidang Etik dan Anggap Kasusnya Tidak Kedaluwarsa

Dewas KPK tetap akan menggelar sidang etik terhadap Wakil Ketua Nurul Ghufron, kendati ada gugatan ke PTUN.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewas KPK Albertina Ho Dilaporkan Nurul Ghufron, Ini Profil dan Kasus yang Pernah Ditanganinya

4 jam lalu

Anggota Dewas KPK Albertina Ho Dilaporkan Nurul Ghufron, Ini Profil dan Kasus yang Pernah Ditanganinya

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron laporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho, eks Ketua Majelis Hakim PN Jakarta Selatan. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

6 jam lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Ketua DPD Golkar Sumut Musa Rajekshah soal Kemungkinan Maju Cawagub: Kan Udah Pernah

17 jam lalu

Ketua DPD Golkar Sumut Musa Rajekshah soal Kemungkinan Maju Cawagub: Kan Udah Pernah

Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara Musa Rajekshah mengomentari saat ditanya kemungkinan maju calon wakil gubernur

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

1 hari lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewan Pengawas KPK Albertina Ho, Ini Tugas Dewas KPK

1 hari lalu

Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewan Pengawas KPK Albertina Ho, Ini Tugas Dewas KPK

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melaporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho. Berikut tugas dan fungsi Dewas KPK

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

KPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri

1 hari lalu

KPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri

Sprindik Eddy Hiariej belum terbit karena Direktur Penyelidikan KPK Brijen Endar Priantoro tak kunjung meneken lantaran ada perintah dari Polri.

Baca Selengkapnya

Soal Sidang Etik Digelar pada 2 Mei, Nurul Ghufron Tuding Dewas KPK Tak Menghormati Hukum

1 hari lalu

Soal Sidang Etik Digelar pada 2 Mei, Nurul Ghufron Tuding Dewas KPK Tak Menghormati Hukum

Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, mengatakan telah melaporkan dugaan pelanggaran etik anggota Dewas KPK Albertina Ho sejak bulan lalu.

Baca Selengkapnya

Laporkan Dewas KPK Albertina Ho, Nurul Ghufron Klaim Informasi Transaksi Keuangan Merupakan Data Pribadi

1 hari lalu

Laporkan Dewas KPK Albertina Ho, Nurul Ghufron Klaim Informasi Transaksi Keuangan Merupakan Data Pribadi

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengklaim informasi transaksi keuangan merupakan data pribadi yang bersifat rahasia.

Baca Selengkapnya