200 Hari Kasus Novel Baswedan, Bambang: Ini Masalah Politis

Rabu, 1 November 2017 10:25 WIB

Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto menggelar diskusi di @Kedai Tempo, Utan Kayu, Jakarta, 17 Februari 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku penyiraman terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, tak kunjung terungkap hingga hari ini. Mantan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, meyakini lambannya pengusutan perkara terhadap Novel bukan karena persoalan teknis.

“Ini masalah politis. Kalau cuma teknis, kepolisian pasti sudah hebatlah,” kata Bambang saat hadir dalam pertemuan antara pimpinan KPK dan sejumlah tokoh Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi di gedung KPK, Jakarta Selatan, pada Selasa, 31 Oktober 2017.

Baca: TGPF Kasus Penyiraman Novel Baswedan Akan Tetap Libatkan Polisi

Pada pertemuan itu, Bambang, tiga mantan pemimpin KPK lain, yaitu Abraham Samad, Busyro Muqoddas, dan Mochammad Jasin, serta tokoh koalisi tersebut mendorong pembentukan tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kasus Novel. Pimpinan KPK didorong berbicara dengan Presiden Joko Widodo agar tim bisa segera dibentuk. “Kami ke sini (bertemu dengan pimpinan KPK) karena ingin menumbuhkan optimisme,” ujarnya.

Ketua KPK Agus Rahardjo sempat sangsi dengan keberadaan tim pencari fakta. Menurut dia, pimpinan KPK sudah pernah mendiskusikan hal tersebut. “Dalam pemahaman kami, tim pencari fakta untuk kasus yang lalu tidak menghasilkan sesuatu,” tuturnya.

Advertising
Advertising

Baca: 200 Hari Kasus Novel Baswedan, Wiranto Akan Bicara dengan Kapolri

Bambang berkeyakinan lain. “Saya pikir tim pencari fakta untuk kasus yang lalu, seperti kasus Munir (aktivis hak asasi manusia) sudah mengungkap banyak catatan luar biasa," katanya. Jika pelaku utamanya belum terungkap, kata Bambang, hal tersebut justru menjadi tantangan.

Kepala Bagian Penerangan Umum Markas Besar Kepolisian RI Komisaris Besar Martinus Sitompul menyatakan penyelidiknya terus berupaya mengungkap kasus ini. "Pada prinsipnya, proses untuk mengungkap kasus ini terus dilakukan, tidak berhenti," ucapnya.

Namun, menurut Martinus, timnya menemukan sejumlah kendala teknis untuk menuntaskan penyelidikan ini. "Kendala teknis seperti apa, tentu penyidik yang lebih tahu," ujar Martinus. Pihak kepolisian terus berupaya mengungkap pelaku penyiraman air keras terhadap Novel.

Novel Baswedan disiram air keras oleh dua pelaku yang mengendarai sepeda motor dalam perjalanan pulang dari salat subuh di Masjid Al-Ihsan yang tak jauh dari rumahnya pada 11 April 2017. Akibatnya, mata kiri Novel terluka parah, sehingga ia mesti menjalani perawatan di Singapore National Eye Centre sejak 12 April 2017 hingga sekarang.

Berita terkait

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

5 hari lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

7 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

7 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

19 hari lalu

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

50 hari lalu

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

Novel Baswedan mendukung hak angket karena tak ingin kecurangan dan praktik koruptif dalam pemilu dianggap lumrah atau dimaklumi.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

50 hari lalu

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

Eks penyidik KPK Novel Baswedan perlu kepemimpinan KPK yang berintegritas dan komitmen tinggi serta berkompeten untuk memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

51 hari lalu

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

Abraham Samad Ketua KPK 2011-2015 termasuk dari 50 tokoh yang menandatangani surat untuk ketua umum parpol agar gulirkan hak angket. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

51 hari lalu

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

Partai politik memiliki peran penting untuk merealisasikan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

52 hari lalu

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

Eks penyidik KPK Novel Baswedan, satu dari 50 tokoh yang mengirimkan surat kepada partai politik untuk mendesak digulirkannya hak angket Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

52 hari lalu

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

Eks Penyidik KPK Novel Baswedan, mengatakan banyaknya korupsi di KPK menggambarkan adanya upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah.

Baca Selengkapnya