Peluang Radikalisme Pelajar Tinggi, Nusron Wahid: SOS Ideologi

Selasa, 31 Oktober 2017 19:02 WIB

Nusron Wahid, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Pembina Mata Air Foundation Nusron Wahid mengatakan Indonesia tengah mengalami ancaman ideologi dengan tingginya peluang radikalisme di kalangan pelajar dan mahasiswa. Pernyataan ini disampaikan Nusron merespons hasil survei yang dirilis Alvara Research Center bersama Mata Air Foundation.

"Bangsa Indonesia sedang mengalami SOS atau lampu merah ideologi," kata Nusron di Restoran Batik Kuring, SCBD, Jakarta pada Selasa, 31 Oktober 2017.

Hasil survei Alvara terhadap para pelajar dan mahasiswa antara lain menyebutkan 23,5 persen mahasiswa dan 16,3 persen pelajar SMA setuju dengan terbentuknya negara Islam. Tak hanya itu, sebanyak 23,4 persen mahasiswa dan 23,3 persen pelajar menyatakan rela berjihad demi tegaknya negara Islam atau khilafah.

Baca: Survei Alvara: 20 Persen Pelajar dan Mahasiswa Rela Berjihad

Survei itu dilakukan terhadap 1.800 mahasiswa dan 2.400 pelajar beragama Islam dari 25 perguruan tinggi favorit di seluruh Indonesia dan sejumlah sekolah menengah atas favorit atau unggulan di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa.

Advertising
Advertising

Menurut Nusron, angka tersebut tergolong tinggi. Ia mengatakan pemerintah perlu mengulas kembali model kurikulum pendidikan agama yang ternyata tidak mampu menjawab persoalan potensi radikalisme di kalangan pelajar dan mahasiswa.

"Kenapa agama yang selama ini didekati secara doktriner ternyata tidak mampu menjawab masalah. Terbukti teman-teman pelajar dan mahasiswa belum bisa memahami konsepsi negara secara utuh," ujar politisi Partai Golkar ini.

Baca: Survei: Yusuf Mansur Ulama Terpopuler di Kalangan Mahasiswa

Nusron mengatakan, pemikiran yang transformatif diperlukan dalam belajar agama, terutama untuk memahami teks Al Quran dan Hadits. Sebab, kata dia, terdapat beberapa ayat Kitab Suci yang secara harfiah dapat dimaknai bahwa Islam menganjurkan tindakan kekerasan demi terbentuknya negara atau untuk memperjuangkan syariat.

"Padahal maksudnya enggak demikian. Nah ini menjadi refleksi total terhadap kurikulum pendidikan agama," kata Nusron.

Nusron mengatakan persoalan kurikulum pendidikan agama ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah melalui Kementerian Agama, serta bagi seluruh masyarakat Indonesia. "Ini juga sekaligus PR tentang model pembelajaran kita ataupun kurikulum pendidikan agama kita, itu harus direvisi secara total kalau kita melihat dari data ini," ujarnya.

Berita terkait

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

1 hari lalu

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

Ada sejumlah tokoh yang didagang mau dalam Pilwalkot Bogor 2024, termasuk Sekpri Iriana Jokowi dan eks Wakil Wali Kota Bogor.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

1 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

1 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

1 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

1 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

2 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

2 hari lalu

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

Partai Golkar menerapkan aturan ketat bagi para kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

6 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

7 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya