Ditegur Dinas Pendidikan, SMK Attholibiyah Cabut Aturan Cadar

Selasa, 31 Oktober 2017 09:29 WIB

Siswi SMK Attholibiyah Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal memakai cadar saat belajar, 30 Oktober 2017. Foto: Muhammad Irsyam Faiz

TEMPO.CO, Tegal - Yayasan Attholibiyah mengevaluasi kebijakan kewajiban memakai cadar bagi murid perempuan. Evaluasi itu dilakukan setelah ditegur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal. Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, Akhmad Was'ari bersama tim penilik sekolah mendatangi SMK Attholibiyah, Senin, 30 Oktober 2017 untuk menegur sekaligus meminta klarifikasi.

Kepala Sekolah SMK Attholbiyah, Kustanto Widyamoko mengatakan pihaknya akan mencabut aturan yang mewajibkan siswa perempuan memakai cadar. Namun dia perlu waktu untuk mensosialisasikan kebijakan baru tersebut kepada para siswa. "Mereka (siswi) kan butuh adaptasi," kata dia kepada Tempo, Selasa, 31 Oktober 2017.

Baca: Sekolah di Tegal Ini Mewajibkan Siswinya Memakai Cadar

Menurut dia, setidaknya butuh waktu tiga sampai lima hari untuk memberikan pemahaman kepada para siswa. Peraturan baru itu, kata dia, kemungkinan akan bisa berjalan efektif mulai pekan depan. "Senin depan paling (mungkin) baru bisa dimulai," ujar dia.

Kebijakan baru itu yakni pengelola hanya mewajibkan siswi memakai cadar di lingkungan pondok pesantren. Ketika masuk sekolah, cadar bisa dilepas. Kustanto mengungkapkan setelah aturan wajib cadar dicabut, pihak sekolah masih memberi kelonggaran bagi siswa yang masih tetap ingin memakai cadar di sekolah. "Sekolah tidak akan memaksa mereka untuk melepas cadar," katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, Akhmad Was'ari mengatakan sebagai sekolah formal, SMK Attholibiyah wajib mengikuti aturan instansi di atasnya yakni Permendikbud. "Aturan seragam sekolah sudah diatur dalam Permendikbud Nomor 45 Tahun 2014," katanya.

Baca: Ketua Attholibiyah Tegal: Cadar Tak Identik dengan Radikalisme

Advertising
Advertising

Kendati demikian, dia menghargai alasan pihak Attholibiyah yang menerapkan aturan pemakaian cadar. Karena itu, dalam kesempatan tersebut, dia menawarkan solusi agar sekolah tetap bisa menerapkan cadar, namun tidak melanggar peraturan menteri.

"Jadi, kalau di pesantren, tetap pakai cadar karena itu internal dan sebagai bentuk kehati-hatian pengelola untuk menjaga peserta didik. Tapi kalau di sekolah cadar dilepas. Toh di kelas juga laki-laki dan perempuan dipisah," jelas dia.

Tawaran itu disambut baik oleh pengelola Yayasan Attholibiyah. Mereka menyetujui usulan dari sekretaris dinas itu dan siap melaksanakan Permendikbud. "Saya kira itu win-win solution, ya. Kami masih bisa menerapkan cadar, tapi tidak melanggar aturan," kata Ketua Yayasan Attholibiyah, Habib Sholeh.

Habib Sholeh mengaku, selama ini pihaknya tidak mengetahui ada regulasi yang mengatur pakaian siswa. "Jika dari dulu tahu (ada peraturan) pasti kami patuhi, tidak mungkin kami langgar," katanya.

Berita terkait

Tingkatkan Ekosistem Pendidikan, Pemkab Kediri Gandeng PSPK

13 jam lalu

Tingkatkan Ekosistem Pendidikan, Pemkab Kediri Gandeng PSPK

Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito, menggandeng Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) untuk mengembangkan ekosistem pendidikan di Kabupaten Kediri.

Baca Selengkapnya

Bilang Study Tour Perlu Tetap Ada, FSGI Singgung Pengawasan hingga Biaya Siluman

1 hari lalu

Bilang Study Tour Perlu Tetap Ada, FSGI Singgung Pengawasan hingga Biaya Siluman

Sekretaris Jenderal FSGI mengatakan study tour perlu tetap ada. Namun perlu pengawasan ketat, termasuk soal biaya.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Peduli Transformasi Sekolah di Bengkulu

2 hari lalu

Pegadaian Peduli Transformasi Sekolah di Bengkulu

Program ini menjadi bukti komitmen PT Pegadaian dalam upaya penerapan TPB/SDGs empat tentang Pendidikan Berkualitas melalui pengembangan kapasitas guru dan manajemen Sekolah.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Tak Buka Pendaftaran Taruna STIP, Pengamat: Kalau Bisa Tutup 2 Tahun

3 hari lalu

Kemenhub Tak Buka Pendaftaran Taruna STIP, Pengamat: Kalau Bisa Tutup 2 Tahun

Ki Darmaningtyas menilai perlu adanya evaluasi terhadap sistem asrama untuk taruna STIP.

Baca Selengkapnya

Pasca-Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok Keluarkan SE Tentang Study Tour

4 hari lalu

Pasca-Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok Keluarkan SE Tentang Study Tour

Pasca kecelakaan bus rombongan perpisahan siswa SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok mengeluarkan surat edaran tentang kegiatan study tour.

Baca Selengkapnya

Politikus PKS Soroti Komitmen Konstitusi dalam Mengatasi Masalah Pendidikan

5 hari lalu

Politikus PKS Soroti Komitmen Konstitusi dalam Mengatasi Masalah Pendidikan

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mardani Ali menyoroti peran penting komitmen dan investasi negara dalam mengatasi masalah di sektor pendidikan.

Baca Selengkapnya

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di UNDIP

5 hari lalu

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di UNDIP

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di Universitas Diponegoro (UNDIP) dengan tema 'Survival Leadership, Facing Uncertainties'.

Baca Selengkapnya

Airlangga Hartarto Dorong Peningkatan Pendidikan Mikroelektronik

7 hari lalu

Airlangga Hartarto Dorong Peningkatan Pendidikan Mikroelektronik

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong peningkatan pendidikan mikroelektronik untuk kuasai pasar semikonduktor.

Baca Selengkapnya

Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

8 hari lalu

Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

Para ilmuwan menemukan beberapa faktor dan kebiasaan yang tampak tak berbahaya bisa mempercepat penuaan otak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

10 hari lalu

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan investasi di bidang pendidikan akan membuka peluang Indonesia menjadi lebih maju.

Baca Selengkapnya