Warga turut memantau Gunung Agung yang bertepatan satu bulan berstatus awas di Pos Pengamatan Gunung Api Agung Desa Rendang, Karangasem, Bali, 21 Oktober 2017. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengklaim indikasi kegempaan Gunung Agung di Bali semakin menurun. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan hal ini dilihat dari aktivitas dengan melihat tren gempa sejak 19 Oktober 2017.
"Sejak 19 Oktober turun kegempaannya, seperti pola pada status waspada," ujar Sutopo di kantor BNPB, Jakarta, Kamis, 26 Oktober 2017.
Sejak 22 September 2017, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menetapkan status awas pada Gunung Agung. Namun, sampai sekarang, Gunung Agung belum menunjukkan tanda-tanda letusan.
Menurut Sutopo, saat ini sudah 34 hari Gunung Agung berstatus awas. Sampai saat ini, kata dia, pihak BNPB masih belum bisa memastikan kapan Gunung Agung akan meletus. "Tapi ada potensinya," ucapnya.
Sutopo mengatakan aktivitas magma di Gunung Agung terus naik. Diperkirakan sekitar 4 kilometer dari kawah. "Kalaupun ini terjadi erupsi, artinya tidak sebesar tahun 1963," katanya.
Sutopo menambahkan masa siaga darurat untuk penanganan pengungsi sampai sekarang makin disiapkan. Menurut dia, masa siaga ini bergantung pada BPBD Bali, apakah akan diperpanjang atau tidak. "Siang ini kami rapat dengan Pak Luhut, Gubernur Bali, Kapolda Bali, dan lainnya, akankah diturunkan atau diperpanjang," tuturnya.