Jokowi dan Gatot Nurmantyo Singgung Bioterorisme di Acara WHO

Selasa, 24 Oktober 2017 11:50 WIB

Presiden Joko Widodo menghadiri gladi bersih Pasukan Pengibar Bendera Pusaka di Istana Merdeka, Jakarta, 15 Agustus 2017. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo kompak menyinggung masalah bio terorism dalam pembukaan Table Top Excercise untuk Global Health Security 2017 yang diselenggarakan WHO (World Health Organization) di Istana Kepresidenan, Selasa, 24 Oktober 2017. Hal tersebut, menurut keduanya, berkaitan dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang makin pesat sehingga tidak tertutup kemungkinan teroris mengembangkan senjata biologis untuk teror.

"Kita harus mewaspadai perkembangan teknologi yang dimanfaatkan para teroris," ujar Presiden Joko Widodo dalam pidato pembukaannya di Istana Kepresidenan, Selasa pagi.

Baca: BNPT Bicara Bahaya Penyebaran Radikalisme dan Terorisme

Bioterorisme adalah teror yang memanfaatkan unsur-unsur biologis seperti racun atau wabah penyakit. Tekniknya, bisa dengan memasukkan zat berbahaya ke komoditas-komoditas pangan yang dikonsumsi secara luas atau bahkan menyebarkan zat berbahaya tersebut (dalam bentuk gas) di ruang tertutup untuk menimbulkan paranoia, histeria, atau kepanikan terhadap siapapun.

Presiden Jokowi mengatakan diperlukan kerjasama lintas sektor untuk mencegah hal tersebut terjadi. Secara keseluruhan, ada tiga bentuk kerjasama yang bisa dilakukan, yaitu kerjasama lintas praktisi kesehatan di sebuah negara, kerjasama lintas sektor dalam sebuah negara, dan kerjasama lintas negara.

Advertising
Advertising

Baca: Bertemu Jokowi, Presiden Niger: Terorisme Merusak Citra Islam

Sebagai langkah pertama, Indonesia pun membentuk sistem yang disebut sistem ketahanan kesehatan negara. Sistem tersebut dibentuk untuk mempercepat respon atas segala masalah kesehatan, tak terkecuali bio terorisme, yang terjadi di berbagai level termasuk daerah terpencil.

"Untuk yang langkah kedua, sekat dan ego antar organisasi harus diruntuhkan demi menjaga kesehatan masyarakat. Tepatnya, harus ada kerjasama yang kuat antara sektor kesehatan, sektor imigrasi, pariwisata, ekspor, impor, peternakan, pertanian dan lainnya seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan," ujar Presiden Jokowi. Adapun langkah ketiga agar setiap negara saling membantu bagaimana caranya memutus jaringan penyakit yang dikhawatirkan.

Hal senada disampaikan oleh Gatot. Dari sisi militer, kata ia, mewaspadai ancaman senjata biologis massal yang diciptakan untuk melumpuhkan negara lain dan berpotensi menciptakan epidemi adalah hal terpenting. Apalagi, mengingat posisi geografis Indonesia yang sangat strategis untuk menyebabkan ancaman wabah.

"Hal itu menyebabkan ancaman wabah penyakit tropis dan penyakit infeksi sangat tinggi. TNI melalui peran dalam operasi militer, selain perang, selalu siap digerakkan apabila terjadi musibah massal yang datang tiba-tiba dan tidak mudah diprediksi," kata Gatot.

Berita terkait

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

7 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

7 jam lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

7 jam lalu

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

Kementerian Kesehatan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS berbasis rumah sakit pendidikan gratis.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

9 jam lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

10 jam lalu

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Indonesia Digital Test House menjadi laboratorium uji perangkat digital terbesar di Asia Tenggara. Simak pesan peresmian Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

10 jam lalu

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

Presiden Jokowi menilai tutupnya pabrik sepatu Bata karena pertimbangan efisiensi dan tidak menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

10 jam lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

11 jam lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

12 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

Pabrik sepatu Bata tutup, Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

13 jam lalu

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

Isu penambahan kementerian di Kabinet Prabowo mendapat respons dari Presiden Jokowi, Gibran, dan Partai Gerinda. Apa katanya?

Baca Selengkapnya