Alasan Din Syamsuddin Mau Jadi Utusan Jokowi

Reporter

Antara

Selasa, 24 Oktober 2017 06:22 WIB

Presiden Joko Widodo didampingi mempersilakan mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyampaikan keterangan mengenai penunjukan dirinya sebagai utusan khusus presiden, di Istana Merdeka, Jakarta, 23 Oktober 2017. Presiden Jokowi mengangkat Din Syamsuddin sebagai utusan khusus presiden untuk dialog dan kerja sama antaragama dan peradaban. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta -- Muhammad Sirajuddin Syamsuddin MA atau Din Syamsuddin diangkat Presiden Jokowi sebagai utusan khusus Presiden untuk dialog dan kerja sama antaragama dan peradaban. Senin 23 Oktober 2017 petang, Presiden Jokowi mengumumkan keputusannya menunjuk Din untuk tugas berat itu.

Bukan perkara mudah membujuk Din menerima tugas mempromosikan kerukunan antaragama yang ada di Indonesia. Apalagi Din sempat bimbang dan nyaris menolak kepercayaan yang diberikan Presiden Jokowi. Apa yang membuat mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini bersedia menerimanya?

BACA:Kata Jokowi, Din Syamsuddin Sempat Bimbang Jadi Utusan Presiden

Kepada wartawan di Istana, Din Syamsuddin mengatakan dirinya telah menerima putusan Presiden Jokowi dengan "bismillah" sebagai bentuk pegabdian kepada bangsa dan negara. "Dalam situasi dunia dewasa ini yang penuh ketidakpastian, ketegangan bahkan konflik antar agama dan peradaban, pemerintah RI sering diminta, bahkan dituntut terlibat," ujar Din Syamsuddin.

Menurut Din Syamsuddin, keterlibatan Indonesia ini sesuai dengan pesan pembukaan UUD 1945 agar Indonesia terlibat dalam memelihara ketertiban dunia dan mewujudkan perdamaian abadi.

Advertising
Advertising

"Saya menilai pekerjaan ini sebuah perjuangan yang sesuai dengan konstitusi. Saya berniat menjalankan ini sebagai pegabdian bangsa dan negara, mendukung pemerintah kita," kata Din Syamsuddin.

Din Syamsuddin juga berharap dalam menjalankan tugas ini mendapat dukungan masyarakat Indonesia dan semua pihak bersama dirinya untuk bersama-sama dapat mengembangkan tugas ini.

BACA:Sidang Ahok, Din Syamsuddin: Jangan Usik Rasa Keadilan Rakyat

Dia mengatakan bahwa pesan Presiden bahwa memulai tugas ini mulai dari dalam negeri, yakni kerukunan antarumat beragama, antarkelompok di Tanah Air dapat menjadi modal yang perlu disebarkan ke dunia.

"Khususnya Islam yang dirindukan dunia, Islam dari Indonesia yang bertumpu pada 'wasatiyyah', pada jalan tengah, Islam yang Islam rahmatan lil alamin sangat ditunggu-tunggu," tuturnya.

Din Syamsuddin mengaku telah mengusulkan melalui Mensesneg Pratikno agar orang lain yang menjalankan tugas ini, namun Presiden mengharapkan dirinya.

"Sebenarnya apa yang saya lakukan ini sudah saya lakukan selama ini, baik sebagai Presiden 'Asian Conference of Religions for Peace' maupun sebagai 'co-presiden World Conference on Religion for Peace' (WCRP)," paparnya.

Din Syamsuddin mengatakan dengan penugasan dari Presiden Jokowi ini maka akan semakin kuat, karena ada legalitas, formalitas untuk berbuat atas nama negara.

ANTARA

Berita terkait

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

3 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

3 jam lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

3 jam lalu

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

Kementerian Kesehatan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS berbasis rumah sakit pendidikan gratis.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

5 jam lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

6 jam lalu

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Indonesia Digital Test House menjadi laboratorium uji perangkat digital terbesar di Asia Tenggara. Simak pesan peresmian Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

6 jam lalu

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

Presiden Jokowi menilai tutupnya pabrik sepatu Bata karena pertimbangan efisiensi dan tidak menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

6 jam lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

7 jam lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

8 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

Pabrik sepatu Bata tutup, Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

9 jam lalu

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

Isu penambahan kementerian di Kabinet Prabowo mendapat respons dari Presiden Jokowi, Gibran, dan Partai Gerinda. Apa katanya?

Baca Selengkapnya