Ahmad Basarah: Resimen Mahasiswa Pelopori Gerakan Kampus Benteng Pancasila

Senin, 9 Oktober 2017 11:18 WIB

Ketua Badan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Ahmad Basarah (dok MPR)

INFO MPR- Ketua Badan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Ahmad Basarah mengatakan, pemuda dalam sejarah terbentuknya bangsa dan negara Indonesia memiliki peran strategis. Sebagai sebuah bangsa, tonggak sejarahnya adalah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

“Sedangkan sebagai sebuah negara, bangsa, maka kita bisa melihat bagaimana peran strategis para pemuda dalam peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia pada waktu itu. Tidak berhenti disini, pemuda juga turut andil dalam upaya mempertahankan NKRI dari rongrongan pemberontakan di dalam negeri pada awal kemerdekaan,” kata Basarah, pada pidato penutupan kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di hadapan Resimen Mahasiswa se-Provinsi Lampung, Minggu, 8 Oktober 2017.

Ia juga mengatakan, bahwa hal-hal itu membuktikan pemuda tidak boleh absen dalam upaya mengawal negara, khususnya dalam memastikan Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang cocok dan sesuai dengan kepribadian bangsa yang harus terus dilestarikan.

Dilanjutkan Basarah, “Bangsa Indonesia saat ini menghadapi dua gelombang persaingan ideologi dunia atau transnasional yaitu fundamentalisme pasar dan fundamentalisme agama. Realitanya, pemuda Indonesia kini menjadi korban dari gaya hidup konsumtif dan hedonis yang ditawarkan oleh kaum liberalisme sebagai pendukung utama fundamentalisme pasar,” katanya.

Sementara disisi lain, kaum fundamentalisme agama telah berhasil merekrut anak-anak muda Indonesia untuk menjadi pelaku terorisme. Untuk itulah, MPR mensosialisasikan nilai-nilai Empat Pilar MPR RI seperti Pancasila, UUD 1945 dan Tap MPR, NKRI serta Bhinneka Tunggal Ika ke seluruh penjuru Indonesia termasuk kalangan pemuda dan pelajar, agar mereka memiliki daya tahan ideologis menghadapi infiltrasi ideologi-ideologi asing.

Advertising
Advertising

Basarah mengingatkan agar anak-anak muda Indonesia berhati-hati dengan praktek politik devide et impera, politik adu domba. “Kita jangan salah menganalisa musuh bangsa. Musuh kita adalah kelompok yang hendak mengganti Ideologi Pancasila dengan ideologi-ideologi lainnya. Sehingga, sangat tidak tepat jika kita memusuhi saudara-saudara sebangsa hanya karena berbeda suku, agama, ras dan golongannya,” ujarnya.

Salah satu ancaman besar terhadap generasi muda Indonesia adalah bentuk-bentuk gerakan radikalisme agama yang masuk ke lingkungan kampus dengan menawarkan paham-paham yang tidak sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa. “Seluruh elemen masyarakat harusnya sudah meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya ini,” tutur mantan aktivis GMNI ini.

Oleh karena itu, Resimen Mahasiswa (Menwa) punya tugas sejarah dan tugas ideologis penting untuk mengawal, mengamankan dan menyebarluaskan ideologi Pancasila dengan mempelopori “Gerakan Kampus Sebagai Benteng Pancasila”. “Bersama-sama dengan elemen pemuda lainnya, pemudalah yang harus berada di depan, pemudalah yang memegang obor untuk mencegah paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila agar tidak masuk ke dalam kampus. Sehingga, masa depan pendidikan dan nasib generasi penerus bangsa Indonesia ke depan tidak berada di jalan yang salah,” kata Anggota Komisi III DPR ini.(*)

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

8 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

37 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

5 Februari 2024

Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

15 Januari 2024

Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

Kita menunggu Mahkamah Konstitusi mewariskan putusan yang berpihak kepada hukum dan kebenaran, karena kalau hukum tidak ditegakkan, maka tirani yang akan leluasa merusak harkat dan mertabat bangsa Indonesia.

Baca Selengkapnya