Rekonsiliasi Islam dan Kristen dalam The Imam and The Pastor

Sabtu, 7 Oktober 2017 21:38 WIB

Pendiri sekolah perempuan untuk ibu-ibu korban konflik di Poso, Lian Gogali saat diskusi bersama ibu-ibu di pantai Imbo, Madale, Poso Utara, Sulawesi tengah, (24/7). Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ratusan orang dari berbagai agama, etnis, dan budaya menonton dan mendiskusikan film bertema rekonsiliasi dan perdamaian antar-umat beragama “The Imam and The Pastor”. Sebagian dari mereka terkesan dan antusias menonton usaha keras dua pemuka agama dalam menciptakan perdamaian di tengah permusuhan Islam dan Kristen di Nigeria.

Film dokumenter berdurasi 40 menit itu diputar atas kerja sama sejumlah lembaga di Lembaga Indonesia Prancis Yogyakarta, Jumat, 6 Oktober 2017. Lembaga itu di antaranya Program Studi Agama dan Lintas Budaya atau CRCS Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik UGM, dan Pusat Studi Agama dan Demokrasi Yayasan Paramadina.

The Imam and the Pastor diproduksi tahun 2006 oleh FLT Films, rumah produksi di London, Inggris, yang memfokuskan karya-karyanya pada masalah etnis, dialog antar-agama, dan rekonsiliasi konflik. “Dua pemuka agama Nigeria yang menjadi tokoh utama film itu akan datang ke UGM untuk berbagi pengalaman,” kata Pengajar Program Studi Agama dan Lintas Budaya atau CRCS, Zainal Abidin Bagir yang menjadi moderator dalam diskusi film.

Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM Diah Kusumaningrum dan Direktur Institut Dialog Antar-Iman Interfidei Elga Sarapung menjadi pembahas film garapan Sutradara dan Produser Alan Channer. “Film itu mengingatkan orang pada konflik Poso di Indonesia,” kata Direktur Interfidei Elga Sarapung.

Film itu menceritakan usaha keras pemuka agama Nigeria Muhammad Ashafa dan James Wuye menciptakan perdamaian di tengah permusuhan Islam dan Kristen. Ashafa merupakan ulama Islam, sedangkan Wuye pendeta.

Advertising
Advertising

Nigeria punya suku Hausa dan Fulani yang mayoritas Islam, sedangkan Yoruba dan Igbo merupakan Kristen. Hausa dan Fulani banyak tersebar di utara Nigeria, sedangkan Yoruba dan Igbo kebanyakan tinggal di barat dan timur Nigeria. Kedua kelompok agama itu sering berkonfrontasi ketika rezim berganti. Pembunuhan massal pun terjadi.

Ashafa dan Wuye bermusuhan pada 1980-an hingga 1990. Ashafa dan Wuye sama-sama memimpin kelompok militan di wilayah utara Nigeria. Mereka membenci satu sama lain. Permusuhan sengit itu menjadikan ribuan nyawa melayang. Wuye kehilangan tangan kanannya untuk menjaga gereja dari kepungan milisi muslim. Wuye dipenuhi keinginan untuk balas dendam. Di pihak muslim, bentrokan antar dua kubu itu menyebabkan dua sepupu dan guru spiritual Ashafa mati ketika melawan kelompok milisi Wuye.

Keadaan berubah ketika Ashafa dan Wuye bertemu pada 1995. Mereka menumbuhkan rasa saling percaya dan menghilangkan prasangka. Hal itu tumbuh dari kemauan mereka mendalami agamanya masing-masing. Rencana balas dendam batal setelah Ashafa mendengar kutbah Jumat tentang sikap memaafkan Nabi Muhammad.

Begitu pula, Wuye tidak jadi balas dendam setelah memahami bahwa Kristen mengajarkan cinta kasih dan menjauhi dendam. “Muslim dan Kristen punya hal yang sama yakni kasih. Rekonsiliasi mereka datang dari hati,” kata Elga memberi catatan tentang film itu.

Mereka kemudian menumbuhkan saling percaya. Tak mudah menuju ke situ. Tapi, mereka berupaya melawan rasa benci dan permusahan. Keduanya kemudian seringkali berkeliling di Nigeria untuk menyebarkan pesan perdamaian. Mereka juga aktif dalam upaya rekonsiliasi di wilayah yang kembali dilanda konflik agama. Di penghujung film, dua pemuka agama itu menjalin persahabatan. Isteri mereka pun berkawan dekat.

Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM Diah Kusumaningrum mengatakan Indonesia bisa belajar dari peran dua tokoh agama Nigeria menjalankan rekonsiliasi dan mediasi berbasis agama. Dua pemuka agama agama itu menjadi contoh bagaimana mereka melampaui prasangka dan stereotip di tengah konflik.

Keduanya juga menggunakan pendekatan semangat beragama dengan menjelaskan sumber-sumber perdamaian dalam agama. “Mediasi lintas iman, membicarakan masalah menjadi cara untuk memotong lingkaran setan kekerasan. ” kata Diah.

Berita terkait

Pengamat Sebut Prabowo Bisa Redam Tensi setelah Pemilu 2024, Apa Alasannya?

16 hari lalu

Pengamat Sebut Prabowo Bisa Redam Tensi setelah Pemilu 2024, Apa Alasannya?

Prabowo Subianto dinilai bisa melakukan rekonsiliasi dengan Megawati Soekarnoputri.

Baca Selengkapnya

Parpol hingga Ketua MPR Dorong Rekonsiliasi Nasional seusai Pemilu 2024

17 hari lalu

Parpol hingga Ketua MPR Dorong Rekonsiliasi Nasional seusai Pemilu 2024

Pengamat meyakini Prabowo bisa melakukan rekonsiliasi dengan Megawati.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

22 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Sikap Menteri Jokowi hingga Indef Soal Seruan Rekonsiliasi Nasional Usai Pemilu 2024

45 hari lalu

Sikap Menteri Jokowi hingga Indef Soal Seruan Rekonsiliasi Nasional Usai Pemilu 2024

Ekonom Indef menilai rekonsiliasi nasional usai Pemilu 2024 penting untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif.

Baca Selengkapnya

Begini Asal Usul Burung Merpati sebagai Lambang Perdamaian

28 Oktober 2023

Begini Asal Usul Burung Merpati sebagai Lambang Perdamaian

Selain pembawa pesan, burung merpati juga dikenal sebagai lambang perdamaian. Begini asal usulnya.

Baca Selengkapnya

Cerita JK Soal Nelson Mandela dan Rekonsiliasi Aceh

25 September 2018

Cerita JK Soal Nelson Mandela dan Rekonsiliasi Aceh

JK mengatakan sosok Nelson Mandela menginspirasi bansa Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dua Pemuka Agama Asal Nigeria Berbagi tentang Perdamaian

11 Oktober 2017

Dua Pemuka Agama Asal Nigeria Berbagi tentang Perdamaian

Dua pemuka agama asal Nigeria Imam Muhammad Ashafa dan Pastor James Wuye berbagi pengalaman rekonsiliasi untuk mendorong perdamaian.

Baca Selengkapnya

Puan Maharani: Kita Tidak Bisa Menang Sendiri, Benar Sendiri  

22 September 2017

Puan Maharani: Kita Tidak Bisa Menang Sendiri, Benar Sendiri  

Puan Maharani berharap Hari Perdamaian Dunia bisa menjadi momentum mencari solusi damai bagi semua pihak yang terlibat dalam pertikaian.

Baca Selengkapnya

Wiranto Tolak Rekonsiliasi, Yusril: Belum Sikap Resmi Pemerintah

22 Juni 2017

Wiranto Tolak Rekonsiliasi, Yusril: Belum Sikap Resmi Pemerintah

Menkopolhukam Wiranto menolak adanya rekonsiliasi antara GNPF MUI dan pemerintah, Yusril Ihza Mahendra menganggap itu belum sikap resmi pemerintah.

Baca Selengkapnya

Yusril: Saya Negosiator Rekonsiliasi GNPF MUI dengan Pemerintah

22 Juni 2017

Yusril: Saya Negosiator Rekonsiliasi GNPF MUI dengan Pemerintah

Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra menyatakan dirinya bukan pengacara GNPF MUI, tapi negosiator antara GNPF MUI dan pemerintah.

Baca Selengkapnya