Andai Menang Praperadilan, Golkar Tetap Evaluasi Setya Novanto

Jumat, 29 September 2017 07:06 WIB

Pelaksana Tugas Harian (PLH) Ketua Umum DPP Partai Golkar, Nurdin Halid (kiri) berbincang dengan Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto dalam Rapat Konsultasi Nasional Partai Golkar di Sanur, Denpasar, 4 Januari 2016. ANTARA/Nyoman Budhiana

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Nurdin Halid mengatakan pihaknya akan tetap mengevaluasi Ketua Umum Setya Novanto, meski ia memenangkan gugatan praperadilan terhadap penetapannya sebagai tersangka dugaan korupsi kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP. Evaluasi dilakukan guna melihat bagaimana hubungan antara Setya yang terseret korupsi dan tren menurunnya elektabilitas partai.

"Tetap akan dievaluasi," kata Nurdin di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Kamis malam, 28 September 2017.

Baca : Masih Sakit, Setya Novanto Minta Rapat Pleno DPP Golkar Diundur

Keputusan sidang praperadilan Setya akan dibacakan hakim tunggal Cepi Iskandar, Jumat, 29 September 2017. Setya berpendapat penetapannya sebagai tersangka e-KTP tidak sah.

Sebelumnya, dalam rapat harian DPP Partai Golkar pada Senin lalu, tim kajian elektabilitas merekomendasikan Setya agar dinonaktifkan sebagai ketua umum. Rapat memutuskan meminta Nurdin dan Sekretaris Jenderal Idrus Marham menyampaikan hal itu kepada Setya.

Baca : Ada Kejanggalan di Foto Sakit Setya Novanto, Ini Jawaban Golkar

Nurdin menjelaskan, bila Setya menerima rekomendasi itu, Partai Golkar akan menunjuk seseorang sebagai pelaksana tugas harian sementara. Sebaliknya, bila Setya menolak, DPP akan terus mengevaluasi seberapa jauh pengaruh negatif dari kasus yang menimpa Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu terhadap partai. “Kalau tidak ada masalah, ya lanjut. Tapi, kalau evaluasi kami mengatakan terjadi masalah atau negatif, ya kami harus konsolidasi,” ujarnya.

Nurdin mengakui elektabilitas Partai Golkar mengalami tren penurunan karena kasus e-KTP. Kesan yang muncul di masyarakat bahwa mereka belum mendapatkan e-KTP disebabkan Partai Golkar.

"Karena ini, kami sudah bersepakat dan insya Allah akan saya bawa hal ini dalam rapat pleno besok malam bahwa siapa pun yang jadi tersangka harus diterapkan disiplin organisasi yang ketat," ucapnya.

Berita terkait

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

5 jam lalu

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

Golkar bilang KIM tidak pernah membahas penolakan terhadap PKS jika ingin bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

13 jam lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Ketua DPD Golkar Sumut Musa Rajekshah soal Kemungkinan Maju Cawagub: Kan Udah Pernah

1 hari lalu

Ketua DPD Golkar Sumut Musa Rajekshah soal Kemungkinan Maju Cawagub: Kan Udah Pernah

Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara Musa Rajekshah mengomentari saat ditanya kemungkinan maju calon wakil gubernur

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

1 hari lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

1 hari lalu

MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

Terdapat 16 partai politik yang mendaftarkan diri dalam sengketa Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Berkoalisi di Pilpres, PKS Siap Bekerja Sama dengan PKB di Pilkada 2024

1 hari lalu

Setelah Berkoalisi di Pilpres, PKS Siap Bekerja Sama dengan PKB di Pilkada 2024

PKS dan Golkar semakin intens membangun koalisi di Pilkada 2024 Kota Depok.

Baca Selengkapnya

Golkar Paling Intens Berkomunikasi dengan PKS untuk Pilkada Depok

2 hari lalu

Golkar Paling Intens Berkomunikasi dengan PKS untuk Pilkada Depok

Imam mengatakan PKS sangat terbuka dan mengajak partai-partai di Depok, baik yang ada di parlemen maupun nonparlemen, guna memenangkan Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

2 hari lalu

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

"Kami berteman dengan semua, semua partai kami anggap rumah ya," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons Internal Partai Golkar Soal Peluang Jokowi dan Gibran Bergabung

2 hari lalu

Respons Internal Partai Golkar Soal Peluang Jokowi dan Gibran Bergabung

Airlangga menuturkan Partai Golkar terbuka bagi kader terbaik bangsa.

Baca Selengkapnya

Golkar Ragu Jokowi Tak Lagi Kader PDIP: Kami Enggak Mau 'Ge-er'

2 hari lalu

Golkar Ragu Jokowi Tak Lagi Kader PDIP: Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Partai Golkar tidak ingin mengandai-andai mengenai keanggotaan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Partai Demokrasi Indonesia Perjuang (PDIP).

Baca Selengkapnya