TEMPO Interaktif, Solo:Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Abu Bakar Ba'asyir mengaku mengenal Abu Dujana, tersangka terorisme yang ditangkap Tim Detasemen Khusus Antiteror (Densus 88). Hanya saja, saja perkenalannya dengan pria bernama Ainul Bahri itu tidak secara akrab. Ba'asyir mengatakan, pernah bertemu Abu Dujana di Ma'had (pesantren) Lukmanul Hakim di Ulu Tiram, Johor, Malaysia. ”Abu Dujana saat itu salah satu ustadz di pesantren tersebut. Tapi saat itu namanya bukan Abu Dujana tapi saya lupa panggilannya,” kata Ba'asyir di Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Jumat (15/6).Pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki ini juga mengaku beberapa kali bertemu Abu Dujana di Jawa. Namun Ba'asyir mengaku lupa di mana saja mereka bertemu. ”Yang jelas pertemuan itu di forum-forum pengajian. Materi yang dibicarakan juga seputar perjuangan dan pendidikan,” ujarnya.Ba'asyir menyatakan kurang mempercayai jika Abu Dujana adalah orang yang harus bertanggung jawab atas terjadinya serangkaian peledakan bom di tanah air. Menurut dia, bukan tidak mungkin semua pengakuan maupun bukti hanyalah rekayasa. Karena itu, sebelum ada putusan pengadilan yang sah, Ba'asyir tidak percaya dengan tuduhan polisi kepada Abu Dujana dan kawan-kawan yang tertangkap itu. Ba'asyir mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan tuduhan-tuduhan yang dilakukan Densus 88 maupun propaganda Amerika dan sekutunya seperti Australia bahwa Abu Dujana sebagai pelaku kekerasan bersenjata di Indonesia. Kendati Abu Dujana sendiri mengaku, Ba'asyir mengatakan, ”Bisa jadi pengakuan itu karena ditekan. Amrozi (terpidana bom Bali I) pernah mengaku bahwa saya terlibat dalam peledakan bom di Bali, tapi kemudian dia terpaksa berbohong karena tidak kuat disiksa. Ini kan bentuk rekayasa juga.”Anas Syahirul