TEMPO Interaktif, Ngawi:Sekitar 3.212 hektare sawah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, tidak mendapat pasokan air irigasi sejak dua pekan ini. Akibatnya areal sawah tersebut terancam kekeringan.Sawah tersebut adalah sawah tadah hujan yang saat ini hanya mengandalkan pasokan air irigasi. ”Debit air irigasi telah nol atau kering sehingga tidak mampu lagi mengairi sawah tersebut," kata Kepala Bidang Pembangunan dan Pemeliharaan, Dinas Pengairan Kabupaten Ngawi, Setiyono, Jumat (15/6).Irigasi yang kering terdiri dari jaringan irigasi Pilangbango yang mengairi sawah seluas 540 hektare, Kedunggogor (619 hektare), dan Kedungceleng yang mengairi sawah seluas 63 hektare. Kemudian jaringan irigasi Kedungrejo yang mengairi sawah seluas 201 hektare, Tinil (118 hektare), Pohaye (45 hektare) dan Ngabean mengairi sawah seluas 1.542 hektare.Setiyono mengatakan jika di daerah sawah yang diairi dari tujuh irigasi tersebut tidak bisa menanam padi, petani disarankan menanam palawija. ”Satu-satunya solusi memanfaatkan air tanah dengan membangun sumur pompa dalam," ujarnya. Setiap satu sumur pompa dalam ini akan mampu mengairi areal sawah seluas tiga hektare.Jatmiko, petani Desa Garon, Kecamatan Geneng, Ngawi, mengatakan bahwa akibat tidak mendapat pasokan air, areal sawah miliknya seluas lima petak mengalami kekeringan. Untungnya, kata Jatmiko, tanaman padi di sawah tersebut usianya sudah menjelang bisa dipanen. ”Kami memanen padi lebih awal sepekan dari yang seharusnya. Daripada nanti kering karena kurang air lebih baik dipanen sekarang," ujarnya. Dini Mawuntyas