Gatot Nurmantyo Didesak Mundur, JK: Presiden yang Berhak Menilai

Reporter

Amirullah

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 26 September 2017 18:12 WIB

Wapres Jusuf Kalla mewakili Indonesia menyampaikan pidato pada sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB ke-72 di New York, Amerika Serikat, 21 September 2017. Kalla menggarisbawahi tiga hal dalam upaya mencapai "Perdamaian dan Kehidupan yang Layak secara Berkelanjutan, bagi Semua Orang di Muka Bumi". REUTERS/Eduardo Munoz

TEMPO.CO, Jakarta - Desakan agar Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mundur pasca-pidato di depan purnawirawan yang menyinggung soal pembelian 5.000 pucuk senjata ilegal mulai ramai dibicarakan. Wakil Presiden Jusuf Kalla ikut menanggapi wacana tersebut.

Menurut Kalla, karier Jenderal Gatot Nurmantyo sepenuhnya menjadi kewenangan Presiden Joko Widodo. "Itu Presiden yang berhak menilai itu," kata Kalla di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa, 26 September 2017. Dia mengatakan ini menjawab pertanyaan soal desakan mundur yang dialamatkan pada Gatot dari posisi Panglima TNI.

Desakan pada Gatot itu muncul setelah dia dianggap berpolitik melalui pernyataan-pernyataan yang dikeluarkannya. Terakhir adalah persoalan adanya institusi di luar TNI dan Polri yang akan mengimpor 5 ribu senjata secara ilegal dengan mengatasnamakan Presiden.

Baca juga: Politikus PDIP: Pernyataan Gatot Nurmantyo Tak Etis

Advertising
Advertising

Pernyataan itu dikeluarkan Gatot pada Jumat pekan lalu saat acara silaturahmi dengan para purnawirawan TNI di Mabes TNI di Cilangkap, Jakarta Timur.

Pernyataan soal impor 5 ribu senjata ilegal ini kemudian menjadi polemik. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan senjata yang dimaksud adalah untuk kebutuhan Badan Intelijen Negara dengan kebutuhan sebanyak 500 pucuk. Senjata ini digunakan untuk kebutuhan pendidikan taruna di Sekolah Tinggi Intelijen Negara di Sentul, Bogor.

Kalla sendiri enggan masuk dalam polemik senjata ilegal. "Kalau itu saya mengikuti saja penjelasan dari Menkopolhukam Wiranto," kata Kalla. Dia enggan menanggapi lebih lanjut polemik soal senjata dan maupun kontroversi Gatot Nurmantyo yang dianggap berpolitik. "Ya ,sudah dijelaskan oleh Pak Wiranto," kata Kalla.

Berita terkait

Alasan KAMI Nonaktifkan Anggotanya yang Dukung Calon di Pilpres 2024

24 November 2023

Alasan KAMI Nonaktifkan Anggotanya yang Dukung Calon di Pilpres 2024

Meski begitu, Gatot Nurmantyo mengatakan pihaknya tidak bisa melarang anggotanya untuk mendukung salah satu pasangan di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gatot Nurmantyo Tegaskan Tak Mendukung Salah Satu Calon di Pilpres 2024

24 November 2023

Gatot Nurmantyo Tegaskan Tak Mendukung Salah Satu Calon di Pilpres 2024

Gatot Nurmantyo mengatakan aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia yang dukung mendukung di Pilpres 2024 hari ini mulai dinonaktifkan.

Baca Selengkapnya

Jenderal Agus Subiyanto Panglima TNI ke-6 Masa Pemerintahan Jokowi, Berikut Profil Lainnya

24 November 2023

Jenderal Agus Subiyanto Panglima TNI ke-6 Masa Pemerintahan Jokowi, Berikut Profil Lainnya

Perjalanan kepemimpinan Panglima TNI selama sembilan tahun pemerintahan Jokowi, dari Moeldoko hingga Jenderal Agus Subiyanto.

Baca Selengkapnya

Usung Anies Baswedan Sebagai Capres, Partai Ummat Akui Belum Komunikasi dengan Partai Anggota Koalisi Perubahan

19 Februari 2023

Usung Anies Baswedan Sebagai Capres, Partai Ummat Akui Belum Komunikasi dengan Partai Anggota Koalisi Perubahan

Partai Ummat menyatakan akan segera menjalin silaturahmi dengan partai anggota Koalisi Perubahan soal dukungan mereka terhadap Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya

Ini Cerita Anies Baswedan Dapat Dukungan Partai Ummat

18 Februari 2023

Ini Cerita Anies Baswedan Dapat Dukungan Partai Ummat

Partai Ummat menyatakan Anies Baswedan bukan calon tunggal yang sempat mereka pertimbangkan untuk maju pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

10 Kasus Nikita Mirzani Membuatnya Harus Berurusan dengan Polisi

26 Juli 2022

10 Kasus Nikita Mirzani Membuatnya Harus Berurusan dengan Polisi

Nikita Mirzani ditangkap Satreskrim Polresta Serang Kota Polda Banten di Senayan City, Jakarta Selatan, 21 Juli 2022. Ini kontroversi lainnya.

Baca Selengkapnya

UAS Ditolak Singapura, Wamenag: Jangan Dikaitkan Soal Pesanan Jakarta

20 Mei 2022

UAS Ditolak Singapura, Wamenag: Jangan Dikaitkan Soal Pesanan Jakarta

Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi menyatakan prihatin terhadap kasus pencekalan Ustad Abdul Somad atau UAS di Singapura.

Baca Selengkapnya

Hadir di Partai Pelita, Gatot Nurmantyo Bilang Tidak Berpartai

16 Mei 2022

Hadir di Partai Pelita, Gatot Nurmantyo Bilang Tidak Berpartai

Gatot Nurmantyo tidak merinci apakah dirinya diajak Din hanya sekedar untuk hadir di rakernas atau diajak menjadi kader partai.

Baca Selengkapnya

Din Syamsuddin Bilang Partai Pelita Lahir untuk Perbaiki Kerusakan Struktural

16 Mei 2022

Din Syamsuddin Bilang Partai Pelita Lahir untuk Perbaiki Kerusakan Struktural

Din Syamsuddin menjelaskan Partai Pelita tetap terbuka untuk bekerja sama dengan partai politik manapun.

Baca Selengkapnya

Kala Gatot Nurmantyo Ikut Tampil di Rakernas Partai Pelita

16 Mei 2022

Kala Gatot Nurmantyo Ikut Tampil di Rakernas Partai Pelita

Gatot Nurmantyo secara dadakan diminta memberi testimoni soal Partai Pelita dalam Rakernas yang dibuka Din Syamsuddin hari ini.

Baca Selengkapnya