Menhan Perlihatkan Dokumen Pembelian 521 Senjata untuk BIN

Selasa, 26 September 2017 14:16 WIB

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberikan keterangan terkait polemik pembelian senjata di kantornya di Jakarta Pusat, 26 September 2017. Tempo / Arkhelaus

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menjawab polemik pembelian senjata yang diungkapkan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo. Doa mengatakan permohonan pembelian senjata dari PT Pindad dilakukan berdasarkan permohonan Badan Intelijen Negara (BIN) pada Mei 2017.

"Bukan 5 ribu, tapi 500. Ini kan (permohonan) dari BIN. Ada 521 pucuk dan pelurunya 72 ribu butir," katanya di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Selasa, 26 September 2017.

Baca: DPR Akan Panggil Jenderal Gatot Nurmantyo dan Budi Gunawan

Ryamizard menunjukkan surat permohonan yang diajukan BIN untuk pembelian tersebut. Surat yang ditandatangani Wakil Kepala BIN Letnan Jenderal Teddy Laksamana itu berisi permohonan pembelian senjata untuk kebutuhan latihan di Sekolah Tinggi Intelijen Negara. Permohonan tersebut dengan tembusan Asisten Intelijen Panglima TNI.

Dalam surat tersebut, BIN melampirkan term of reference (TOR) pembelian SS2-V2 kaliber 5,56 x 45 milimeter dan peluru MU1-TJA1. Jumlahnya 521 pucuk senjata dan 72.750 butir peluru. Dasarnya adalah Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pedoman Perizinan, Pengawasan, Pengendalian Senjata Api di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan TNI.

Baca: Wiranto Sebut 500 Senjata Dibeli BIN, Ini Kata Gatot Nurmantyo

Polemik pembelian senjata muncul setelah Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengatakan ada impor 5.000 senjata ilegal oleh institusi di luar TNI dan Kepolisian RI. Gatot sempat menyebut pembelian senjata itu mencatut nama Presiden Joko Widodo.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan munculnya isu tentang pembelian 5.000 senjata ilegal itu disebabkan komunikasi yang belum tuntas. Ia tidak ingin persoalan pembelian senjata ini menjadi polemik berkepanjangan.

Hal yang terjadi sebenarnya, kata Wiranto, adalah pembelian 500 pucuk senjata buatan PT Pindad bagi sekolah intelijen oleh BIN yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. "Buka institusi lain," ujarnya, Ahad lalu.

Ryamizard menambahkan, persoalan pembelian senjata adalah kewenangan Kementerian Pertahanan. Ia menyebut pembelian senjata oleh BIN sudah atas sepengetahuan kementeriannya. "Sudah ada (izin). Tinggal komunikasi saja," ucapnya.

ARKHELAUS W.

Berita terkait

Agar Wisatawan Nyaman di Masa Kampanye, Yogyakarta Petakan Daerah Potensi Rawan Gesekan

12 Desember 2023

Agar Wisatawan Nyaman di Masa Kampanye, Yogyakarta Petakan Daerah Potensi Rawan Gesekan

Kenyamanan wisatawan yang ke Yogyakarta perlu diperhatikan karena bisa berdampak pada perekonomian masyarakat.

Baca Selengkapnya

Youth Creative Hub, Fasilitas Lengkap Bekal Berwirausaha

10 April 2023

Youth Creative Hub, Fasilitas Lengkap Bekal Berwirausaha

Terdapat studio podcast, studio musik, studio fotografi, dan juga hasil produk-produk yang ada di Tanah Papua.

Baca Selengkapnya

PYCH, Pemberdayaan Papua ala Jokowi

27 Maret 2023

PYCH, Pemberdayaan Papua ala Jokowi

Gedung PYCH, telah menjadi pusat pengembangan talenta muda Tanah Papua.

Baca Selengkapnya

Kenaikan Harga BBM, Keadilan Subsidi untuk Rakyat

12 September 2022

Kenaikan Harga BBM, Keadilan Subsidi untuk Rakyat

Kenaikan harga dinilai sebagai kebijakan tepat karena mayoritas pengguna BBM bersubsidi adalah kalangan mampu.

Baca Selengkapnya

Komitmen Kepala BIN Wujudkan STIN Berstandar Internasional

16 Juni 2022

Komitmen Kepala BIN Wujudkan STIN Berstandar Internasional

Agen intelijen negara dituntut untuk memiliki standar internasional yaitu berjejaring global serta mampu mendeteksi dan mengantisipasi isu-isu sentral dunia.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Peresmian Smart Campus Dr. (HC) Ir. Soekarno dan Medical Intelligence Wangsa Avatar

31 Mei 2022

Bamsoet Apresiasi Peresmian Smart Campus Dr. (HC) Ir. Soekarno dan Medical Intelligence Wangsa Avatar

Keberadaan kampus tersebut dapat memperkuat pembentukan intelejen negara.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi 76 Tahun Pengabdian BIN

9 Mei 2022

Bamsoet Apresiasi 76 Tahun Pengabdian BIN

BIN dipandang berhasil menciptakan stabilitas politik Indonesia tetap kondusif.

Baca Selengkapnya

Sekolah Tinggi Intelijen Negara Buka Pendaftaran untuk 300 Orang, Cek Syaratnya

5 April 2022

Sekolah Tinggi Intelijen Negara Buka Pendaftaran untuk 300 Orang, Cek Syaratnya

Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) membuka pendaftaran pada 9-30 April mendatang. Kuotanya mencapai 300 orang.

Baca Selengkapnya

Badan Intelijen Negara: Ibu Kota Cerdas untuk Pemerataan Ekonomi

10 Maret 2022

Badan Intelijen Negara: Ibu Kota Cerdas untuk Pemerataan Ekonomi

Letak geografis Ibu Kota Negara Nusantara tepat di tengah bentang kepulauan Nusantara akan menjadi kutub pertumbuhan ekonomi nasional. Dapat menyeimbangkan pendulum pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BIN: IKN Nusantara Selamatkan Potensi Pertumbuhan Ekonomi

14 Februari 2022

BIN: IKN Nusantara Selamatkan Potensi Pertumbuhan Ekonomi

Ibu kota negara baru akan menghilangkan kesenjangan antar-wilayah di Indonesia dan mendorong tambahan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 1,8 persen.

Baca Selengkapnya