Isu 5.000 Senjata Ilegal, Wiranto: BIN Beli 500 Senjata Pindad

Reporter

Dias Prasongko

Minggu, 24 September 2017 19:25 WIB

Menko Polhukam Wiranto menjawab pertanyaan awak media usai menggelar pertemuan tertutup dengan Duta Besar Spanyol untuk Indonesia Jose Maria Matres Manso, di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, 21 Juni 2017. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan munculnya isu tentang pembelian 5.000 senjata ilegal lebih disebabkan karena adanya persoalan komunikasi yang belum tuntas. Menurut Wiranto, isu tersebut tidak perlu dikhawatirkan dan tak perlu menjadi polemik yang berlarut dalam masyarakat.

Hal yang terjadi sebenarnya, menurut Wiranto, adalah adanya pembelian 500 pucuk senjata buatan PT Pindad bagi sekolah intelijen oleh Badan Intelijen Negara (BIN) yang menggunakan dana anggaran pendapatan dan belanja negara. “Bukan institusi lain," kata Wiranto dalam konferensi pers di kantornya, Minggu, 24 September 2017.

Baca juga: Jokowi Diminta Usut Isu Soal Pembelian 5.000 Senjata

Isu senjata ilegal itu muncul setelah Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengatakan adanya impor 5.000 senjata ilegal oleh institusi di luar TNI dan Polri. Isu ini juga sempat menimbulkan polemik lantaran Gatot sempat menyebut pembelian senjata itu mencatut nama Presiden Jokowi.

Hal ini kemudian direspons oleh banyak pihak termasuk beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Beberapa anggota DPR bahkan menyarankan presiden untuk mengusut tuntas kasus tersebut secara hukum, dan meminta presiden untuk membentuk tim khusus pencari fakta.

Advertising
Advertising

Baca juga: Komisi I DPR: Jangan Gegabah Sikapi Isu Pembelian 5.000 Senjata

Dalam keterangan resminya, Wiranto telah mengkonfirmasikan isu senjata ilegal itu kepada Panglima TNI, Kapolri, Kepala BIN, dan instansi terkait. Belakangan diketahui terdapat pengadaan 500 pucuk senjata laras pendek buatan PT Pindad—bukan 5.000 senjata dan bukan standar TNI—oleh BIN untuk keperluan pendidikan Intelijen.

Wiranto mengatakan pembelian atau pengadaan senjata apalagi dari Pindad yang bukan standar TNI itu memang cukup izin dari Mabes Polri, dan sudah dilakukan, bukan izin dari Mabes TNI. “Dengan demikian prosedur pengadaannya tidak secara spesifik memerlukan kebijakan Presiden,” ujar Wiranto.

Baca juga: Tersebar Rekaman Panglima TNI Soal Pembelian 5.000 Senjata

Wiranto berharap supaya ke depan isu ini tak terus bergulir lebih jauh dan menimbulkan polemik berkepanjangan. Wiranto juga berharap, melalui penjelasan ini upaya politisasi bisa dihindari.

Pernyataan soal dugaan pembelian 5.000 senjata ilegal itu diungkapkan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat menggelar pertemuan dengan sejumlah purnawirawan jenderal di Mabes TNI di Cilangkap, Jakarta, pada Jumat, 22 September 2017.

Baca juga: Fadli Zon Desak Pemerintah Usut Isu Pembelian 5.000 Senjata

Hadir dalam pertemuan itu antara lain wakil presiden keenam Try Sutrisno; Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan; mantan Panglima ABRI Wiranto; dan mantan Pangkostrad yang juga Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Juga hadir mantan Panglima TNI Endriartono Sutarto; Widodo A.S.; dan Agus Suhartono.

Di depan para purnawirawan jenderal tersebut, Gatot Nurmantyo mengatakan ada institusi yang akan membeli 5.000 senjata. Namun dalam pertemuan yang berlangsung tertutup itu, Gatot tak menyebutkan secara spesifik nama institusi tersebut.

Pertemuan itu sendiri berlangsung tertutup untuk wartawan. Namun sehari kemudian, rekaman pernyataan Gatot soal pembelian 5.000 senjata ilegal oleh institusi pemerintah di luar TNI tersebar di sejumlah media sosial.

Dalam rekaman yang beredar di sejumlah media sosial tersebut, Gatot Nurmantyo mengungkapkan informasi itu berdasarkan data intelijen yang akurat. Ia bahkan menegaskan akan menindak bila benar ada impor senjata ilegal tersebut.

DIAS PRASONGKO

Berita terkait

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

6 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

9 jam lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

10 jam lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

13 jam lalu

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

Video viral anggota TNI AL yang cekcok dengan sopir truk katering di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

14 jam lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

14 jam lalu

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan ada serangan dari TPNPB kepada Satgas Yonif 527/BY yang sedang berpatroli di Kampung Bibida, Paniai, Papua

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

15 jam lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

15 jam lalu

Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

Prabowo mengenakan baret merah saat menghadiri peringatan HUT Kopassus ke-72. Apa arti baret merah?

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

1 hari lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Profil Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah Perwira Tinggi Bintang Satu Termuda

1 hari lalu

Profil Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah Perwira Tinggi Bintang Satu Termuda

Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah belakangan viral di media sosial sebagai perwira tinggi bintang satu termuda. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya