TEMPO.CO , Malang - Pengasuh Pesantren Al-Hikam Malang, Kiai Hasyim Muzadi, mengatakan Kiai Muchit Muzadi pernah menyatakan kegelisahannya terhadap kondisi Nahdlatul Ulama (NU) saat ini. "Mbah Muchit gelisah ketika melihat kondisi NU sekarang," ujarnya saat melepas jenazah Kiai Muchit untuk dimakamkan di Jember, Minggu, 6 September 2015.
Menurut Hasyim, yang merupakan adik mendiang Kiai Muchit, kakaknya itu berharap NU kembali ke khitah sesuai dengan Muktamar NU di Bondowoso. Untuk itu, kata dia, NU diharapkan kembali ke khitah dan lepas dari kepentingan partai politik.
Kiai Muchit turut merumuskan gagasan strategis NU, termasuk Khittah Nahdliyyah. Selama Muktamar NU, Kiai Muchit mengikuti perkembangan NU melalui pemberitaan di televisi. Awalnya, kata Hasyim, saat Muktamar NU lalu, Kiai Muchit menyatakan hendak berangkat. Namun niat itu urung karena pertimbangan kesehatan dia yang memburuk.
Sejak tiga pekan lalu, Kiai Muchit menjalani perawatan di Rumah Sakit Persada Malang lantaran penyakit prostat yang dialami sejak berusia 80 tahun. Kiai Muchit mengeluh susah buang air dan mengalami gangguan pernafasan.
Kiai Muchit tutup usia menginjak umur 93 tahun, pada pukul 05.00 WIB, Ahad, 6 September 2015. Kiai Muchit berwasiat agar dirinya dimakamkan di dekat pusara istrinya, Siti Farida, di Jember. Mendiang dimakamkan di pemakaman umum di dekat Masjid Sunan Kalijogo, Jalan Kalimantan, Kota Jember.
Baca Juga:
EKO WIDIANTO