TEMPO.CO , Yogyakarta: Terpidana mati kasus kepemilikan narkoba asal Filipina, Mary Jane Viesta Veloso menjadi perhatian khusus pejabat negaranya. Pejabat Kementerian Kehakiman, Kejaksaan dan Kepolisian Filipina mengunjungi ibu dua anak itu di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Yogyakarta, Jumat, 31 Juli 2015.
Namun, menurut Kepala Kantor Wilayah Hukum dan HAM Daerah Istimewa Yogyakarta Dwi Prasetyo Santoso, para penegak hukum Filipina itu menyerahkan keputusan hukum warganya kepada Indonesia. Kunjungan ini murni kemanusiaan saja.
"Tidak ada pembicaraan soal hukum, kunjungan biasa, tidak ada pembicaraan soal kasus yang menimpa warga Filipina itu. Juga bukan dalam rangka memintai keterangan," kata Dwi Jumat, 31 Juli 2015.
Simpati warga Filipina terhadap Mary Jane terus berdatangan. Sebelumnya juga petinju kelas dunia Manny Pacquiao mengunjunginya.
Kali ini, rombongan yang berkunjung berjumlah 15 orang yang dipimpin Chief State Council Filipina, Richardo Paras III. Mary Jane juga dikunjungi Deputy Minister Jose Vicente Salazar, Assistant Secretary Neil Simon S Silva, Senior State Counsel Mildred Alvor, State Counsel Nancy Lozano, Assistant State Prosecutor Mark Roland Estepa dan Olivia Torevillas.
Selain itu juga Supervising Agent Basset M Sarip, Special Investigator Danilo Garay, Executive Director Reynaldo Catapang, Director Paulo V Saret, Principal Assistant Judy Razon, Consul General Roberto G Manalo, Embassy Interpreter Selbino Sambajon, dan Penasihat Hukum Mary Jane Agus Salim. Mereka datang sekitar pukul 11.30 WIB menggunakan lima mobil dan menemui Mary Jane selama 30 menit.
Mengutip keterangan Paras, pemerintah Filipina tidak akan ikut campur penanganan masalah hukum di Indonesia. Kunjungan ke penjara Wirogunan ini juga bukan dimaksudkan untuk mencari bukti baru.
Penasihat hukum Mary Jane, Agus Salim membenarkan agenda ke penjara ini sekedar silaturahmi biasa. Namun ia yakin rangkaian kunjungan pejabat Filipina ke Indonesia ada kaitannya dengan kasus yang dihadapi Mary Jane.
"Proses hukum terhadap perekrut klien kami yaitu Maria Kristina Sergio masih berjalan, kata Agus.
MUH SYAIFULLAH