TEMPO.CO, Jakarta - Larangan menjalankan salat Id yang berujung kerusuhan dan pembakaran tempat ibadah di Kaburaga, Kabupaten Tolikara, Papua, mengundang perhatian netizen. Kebanyakan mereka bersimpati kepada warga muslim Tolikara, bahkan beberapa di antaranya mengecam tindakan pembakaran tempat ibadah umat muslim.
"Bisa dikatakan GIDI adalah salah satu organisasi radikal setingkat ISIS #SaveMuslimdiPapua," cuit netizen bernama Rizki Prio Pambudi melalui akun Twitter-nya.
Selain Rizki, netizen Malik Abdul Azis menantang Detasemen Khusus menangkap pelaku pembakaran. "Densus kali ini ga usah repot cari bukti. Ini ada 2 nama. Berani tangkap? #SaveMuslimdiPapua," cuitnya.
Seperti diberitakan, kerusuhan terjadi di Kaburaga, Kabupaten Tolikara, Papua, tepat pada perayaan Idul Fitri 1436 Hijriah, Jumat, 17 Juli 2015. Kejadian ini berawal dari larangan menjalankan ibadah untuk umat Islam berdasarkan surat edaran dari Gerakan Injili di Indonesia (GIDI). Sekelompok warga Tolikara membakar kios, rumah, dan musala Baitul Mutaqin yang terletak di dekat tempat penyelenggaraan Seminar dan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Injili Pemuda.
Para pelaku pembakaran sempat melempari musala dengan batu sambil melarang pelaksanaan salat Idul Fitri. Saat kebakaran meluas, warga muslim Tolikara langsung membubarkan diri. Salat terpaksa dibatalkan. Enam rumah, sebelas kios, dan satu musala ludes terbakar. Satu orang dikabarkan tewas tertembak aparat.
Baca Juga:
"Negara yang katanya mayoritas pendudukng muslim harus tertindas dan tidak dihargai di negara sendiri #SaveMuslimdiPapua," cuit akun @SintaRais15. Akun @al_suta pun mencuitkan, "Ada yang mengusulkan FPI dibubarkan, terus bagaimana dengan keberadaan GIDI?? #SaveMuslimdiPapua."
DEWI SUCI RAHAYU