TEMPO.CO, Jakarta - Sabar, 68 tahun, tetua warga Dusun Awar-awar, Desa Tambakrejo, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo, mengaku pernah ditemui manusia jelmaan buaya di aliran Sungai Porong di dusun setempat. Jelmaan buaya itu meminta kepadanya agar warga tidak mengganggu.
"Jam satu malam saat saya mancing didatangi orang ganteng menanyakan apa benar saya yang melarang warga melemparinya," kata dia kepada Tempo saat ditemui di kediamannya, yang tak jauh dari sungai dusun setempat, Rabu, 3 Juni 2015.
Sabar menambahkan, orang tersebut menjelaskan kemunculannya di aliran Sungai Porong. Menurutnya, buaya putih itu hanya ingin bermain. "Saya main kok dilempari," kata dia menirukan jelmaan buaya tersebut. Jelmaan itu juga menanyakan kapan sedekah bumi desa setempat dihelat.
Setelah pertanyaan itu selesai ia jawab, "Orangnya hilang," ujar Sabar, yang mengaku tidak takut karena sudah terbiasa berinteraksi. Sejak peristiwa itu dirinya meyakini buaya yang dalam sepekan terakhir menjadi tontonan warga itu adalah buaya halus alias buaya jadi-jadian.
Peristiwa itu, kata sabar, terjadi pada Jumat pekan lalu. "Jumat Legi (salah satu hari dalam perhitungan Jawa)," ujarnya. Menurut Sabar, warga setempat punya kepercayaan bahwa di aliran sungai itu dihuni oleh buaya halus karena itu warga tidak khawatir.
Sejak kali pertama kemunculannya Selasa pekan lalu, dusun setempat ramai didatangi pengunjung. Mereka ingin melihat langsung buaya. Keramaian itu mendatangkan rezeki tersendiri bagi warga setempat. Selain menjual makanan dan minuman, warga juga membuka jasa parkir.
Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur terus melakukan pemantauan di lokasi. BKSD bahkan berencana akan melakukan evakuasi. Proses evakuasi masih menunggu persetujuan warga.
NUR HADI