TEMPO.CO, Makassar - Ketua Wali Umat Buddha Indonesia (Walubi) Sulawesi Selatan Yonggris Lao mengatakan keberadaan pengungsi Rohingya di negara ini mesti dihargai. Bersama sejumlah perwakilan organisasi keagamaan di Sulawesi Selatan, umat Buddha Indonesia menyatakan siap memberi bantuan dan pendampingan kepada para pengungsi Rohingya, di bawah koordinasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) provinsi ini.
Yonggris mengungkapkan tiga opsi untuk membantu pengungsi Rohingya yang berada di Indonesia. Pertama, mengusahakan pemberangkatan mereka untuk memperoleh suaka ke negara ketiga. Caranya, dengan mendorong UNHCR maupun pihak terkait untuk memberikan kepastian ihwal pemberangkatan pengungsi Rohingya ke negara tujuannya.
Opsi kedua, mendesak pemerintah Myanmar menuntaskan konflik berdarah yang membuat kelompok minoritas itu kabur meninggalkan negaranya. Pemerintah Myanmar mesti memberi jaminan rasa aman bagi umat muslim yang menjadi kelompok minoritas. "Setidaknya agar tidak semakin banyak pengungsi yang ke luar dari negara itu," kata Yonggris, Minggu, 31 Mei 2015.
Opsi ketiga, para pengungsi Rohingya dibiarkan tinggal di Indonesia. Yonggris menambahkan pihaknya prihatin dan peduli dengan keberadaan pengungsi Rohingya, khususnya yang tinggal di Makassar. Tak seperti imigran asal negara lain, pengungsi Rohingya tidak memiliki dokumen ihwal kewarganegaraannya. "Mereka stateless. Tidak ada paspor atau tanda pengenal. Yang ada cuma kartu UNHCR," Yonggris berujar.
Sesepuh pengungsi Rohingya di Makassar, Muhammad Thoyib, membenarkan perihal tak adanya dokumen yang dimilikinya, kecuali kartu UNHCR. Bapak lima anak itu juga menyebut selama di Indonesia, dirinya dilarang bekerja. Kendati demikian, para pengungsi memperoleh bantuan dana dari International Organization for Migration (IOM).
Soal keberadaannya di Indonesia, Thoyib mengaku senang karena diterima oleh pemerintah dan warga dengan baik. Toh demikian, pihaknya tetap mengharapkan segera diberangkatkan ke negara tujuan. Disinggung kemungkinan kembali ke kampung halamannya, Thoyib mengaku bisa saja dengan syarat. "Harus ada jaminan 100 persen aman. Kami tidak mau dibantai. Kami mau masa depan anak kami lebih baik," ucapnya.
TRI YARI KURNIAWAN
VIDEO TERKAIT: Pengungsi Rohingya: Kesalahan Kami, karena Muslim, Kami Dibantai