Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Beras Plastik Marak, Beras Organik Melonjak

image-gnews
Petugas memasukan beras kedalam kantong plastik sebelum dibagikan pada pengungsi di pusat distribusi pangan PBB di kamp pengungsian Shati, Gaza (6/8). AP/Hatem Moussa
Petugas memasukan beras kedalam kantong plastik sebelum dibagikan pada pengungsi di pusat distribusi pangan PBB di kamp pengungsian Shati, Gaza (6/8). AP/Hatem Moussa
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta -Petani organik di Daerah Istimewa Yogyakarta meraup untung dari konsumen beras, yang was-was terhadap beredarnya beras berbahan sintetis. Ketua Kelompok Tani Catur Sari di Kabupaten Sleman, Johan Arifin, mengatakan permintaan beras organik melonjak ketika beras berbahan plastik beredar di Bekasi, Jawa Barat. Di Yogyakarta permintaan beras organik meningkat. Itu terjadi pada agen beras yang biasa mengambil beras produksi Kelompok Tani Catur Sari.

Johan menghitung setiap agen beras organik kini rata-rata melayani 150 hingga 250 kilogram beras per pekan. Sedangkan, kelompok tani Catur Sari setidaknya bisa menjual 6 ton beras organik setiap pekan. Sebelum beras plastik beredar, setiap agen beras hanya melayani 50 hingga 100 kilogram. “Masyarakat banyak yang takut. Mereka yang biasa membeli di supermarket berpindah membeli beras petani organik,” kata Johan, Jumat, 22 Mei 2015.

Dia mengatakan banyak konsumen yang datang langsung ke rumahnya untuk membeli beras organik. Mereka datang dari banyak kalangan, satu di antaranya adalah dokter. Agen yang menjual beras produksi Kelompok Tani Catur Sari tak hanya tersebar di Yogyakarta, melainkan Semarang dan Jakarta. Selain mencukupi kebutuhan dalam negeri, petani organik yang Johan dampingi juga mengekspor beras organik ke Prancis, Singapura, Malaysia, dan Nepal.

Harga beras organik jenis mentik wangi per kilogram Rp 10.500 hingga Rp 11 ribu, mentik susu Rp 13 ribu, beras merah organik Rp 11 ribu, dan beras hitam Rp 17 ribu. “Kami kewalahan memenuhi permintaan beras organik,” kata Johan.

Direktur Institut Promoting Sustainable Livelihood Approach, Sarijo, mengatakan beredarnya beras sintetis menunjukkan permainan pedagang yang bersekutu dengan orang-orang yang berniat jahat. Kasus ini menurut dia menggambarkan buruknya pengelolaan beras di Indonesia.

“Menjual beras plastik itu lebih jahat dari mafia beras karena pelan-pelan membunuh konsumen dan petani,” kata Sarijo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia berharap pemerintah menelusuri penjualan beras sintetis hingga tuntas. Sebab, peredaran beras plastik ini sangat merugikan dan meresahkan masyarakat. Sarijo mengatakan beredarnya beras plastik ini persoalan serius yang berhubungan dengan kemandirian pangan. Dia menyarankan pemerintah memperhatikan pengelolaan pangan berbasis rumah tangga dan komunitas.

Pendekatan komunitas di desa ini penting agar konsumen juga bisa mengetahui proses produksi secara langsung. Setiap rumah tangga harus dipastikan mendapat pangan yang cukup. Selain itu, konsumsi beras langsung dari komunitas desa atau petani akan membuat mereka mandiri.

Sarijo yang juga anggota Kelompok Kerja Ahli Dewan Ketahanan Pangan mengkritik pendataan konsumsi beras penduduk Indonesia yang perlu pembenahan. Berdasarkan hitungan pemerintah, konsumsi beras per kapita per tahun setiap orang sebanyak 99 hingga 129 kilogram. Penghitungan itu perlu perbaikan karena tak semua orang mengkonsumsi beras. Masyarakat Indonesia ada juga yang mengkonsumsi sumber karbohidrat lainnya, yakni jagung, ketela pohon. Menurut hitungan dia, di desa-desa lumbung pangan mencukupi kebutuhan sehingga tak perlu impor.

SHINTA MAHARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cara Mencegah Munculnya Kutu Beras

26 Februari 2024

Kutu Beras. pestwiki.com
Cara Mencegah Munculnya Kutu Beras

Kutu beras biasa ditemukan pada tanaman di ladang sebelum panen, namun biasanya baru terlihat beberapa waktu kemudian, setelah pengolahan.


Pakar Teknologi Pangan IPB Jelaskan Soal Heboh Beras Plastik

13 Oktober 2023

Kapolri: Tak Ada Senyawa Plastik dalam 'Beras Plastik'
Pakar Teknologi Pangan IPB Jelaskan Soal Heboh Beras Plastik

Slamet Budijanto mengatakan informasi beras plastik yang beredar di masyarakat dan menjadi perbincangan banyak orang adalah hoax.


Heboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul

11 Oktober 2023

Biji plastik di temukan warga penerima bantuan pangan non-tunai (BPNT) di Kecamatan Bojongpicung, Cianjur, Jawa Barat, bahkan hal yang sama juga kembali dilaporkan keluarga penerima manfaat di Kecamatan Cilaku. ANTARA/Ahmad Fikri
Heboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul

Wakil Ketua Pusat Halal UGM Nanung Danar Dono menyebut informasi yang beredar di media sosial terkait peredaran beras plastik adalah hoaks.


Polres Cianjur Telusuri Laporan Biji Plastik di Beras Bantuan Kemensos

30 September 2020

Biji plastik di temukan warga penerima bantuan pangan non-tunai (BPNT) di Kecamatan Bojongpicung, Cianjur, Jawa Barat, bahkan hal yang sama juga kembali dilaporkan keluarga penerima manfaat di Kecamatan Cilaku. ANTARA/Ahmad Fikri
Polres Cianjur Telusuri Laporan Biji Plastik di Beras Bantuan Kemensos

Polres Cianjur, Jawa Barat, kembali mendapat laporan terkait biji plastik yang ditemukan dalam karung beras bantuan Kementerian Sosial


Heboh Soal Beras Plastik, Bulog Jamin Kualitas Beras Bansos

23 September 2020

Petugas Rukun Warga mendistribusikan beras bantuan sosial Presiden yang disalurkan melalui Kementerian Sosial di wilayah RW 09, Kelurahan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin, 18 Mei 2020. TEMPO/Nita Dian
Heboh Soal Beras Plastik, Bulog Jamin Kualitas Beras Bansos

Bulog menjamin beras bansos tak mengandung plastik.


Viral Nasi Plastik di RM Padang, Polisi: Tak Ada Bukti  

29 Agustus 2017

Ilustrasi beras putih. shutterstock.com
Viral Nasi Plastik di RM Padang, Polisi: Tak Ada Bukti  

Polisi tidak menemukan bukti adanya nasi plastik di rumah makan Padang di Jakarta Pusat yang videonya viral.


Tip Mengolah Beras agar Terhindar dari Zat Kimia

15 Mei 2016

Ilustrasi beras. ANTARA/Basri Marzuki
Tip Mengolah Beras agar Terhindar dari Zat Kimia

Chef Yanuar Demi dari Crowne Plaza Hotel Bandung berbagi tip agar beras bersih dari zat kimia berbahaya.


Benda Mencurigakan di Kantor Agama Tangsel Ternyata Kamera  

2 Oktober 2015

Nikon D5200 ditujukan bagi kelas amatir, namun fitur yang ditanamkan dalam DSLR generasi lanjutan D5100 ini cukup canggih, seperti kemampuan continuous shot 5 frame per second (fps) dan sensitivitas ISO hingga 25600. digitalcamerainfo.com
Benda Mencurigakan di Kantor Agama Tangsel Ternyata Kamera  

Benda mencurigakan yang berada di dalam kantong plastik berwarna merah telah diidentifikasi tim Gegana Polda Metro Jaya.


Beras ini Ternyata Mengandung Pewangi Pandan dan Bahan Hama

27 Juni 2015

Pedagang beras. TEMPO/Tony Hartawan
Beras ini Ternyata Mengandung Pewangi Pandan dan Bahan Hama

Beras ini sebenarnya adalah beras non organik bermerk Burung Dara yang berasal dari Jawa Tengah.


Beras Plastik Simpang-Siur, Begini Nasib Penemunya

31 Mei 2015

Walikota Bekasi Rahmat Effendi menunjukkan contoh beras plastik oplosan usai menggelar jumpa pers di Kantor Walikota Bekasi, Jawa Barat, 21 Mei 2015. Hasil uji terhadap beras plastik oplosan tersebut mengandung tiga unsur plasticizer plastik antara lain BBP (benzyl butyl phthalate), DEHP (bis (2-ethylexyl phatalate)), dan DINP (diisononyl phthalate). TEMPO/Dhemas Reviyanto
Beras Plastik Simpang-Siur, Begini Nasib Penemunya

Markas Besar Kepolisian RI akan mengirim sampel beras tersebut ke Universitas Indonesia dan Institut Pertanian Bogor.