TEMPO.CO, Denpasar - I Dewa Gede Palguna, dosen hukum Universitas Udayana yang dipilih Presiden Joko Widodo sebagai hakim Mahkamah Konstitusi, berharap bisa memulihkan kredibilitas lembaga itu di mata publik saat bertugas. "Ini tantangan berat yang harus dihadapi setelah kasus korupsi yang menerpa MK," katanya di Denpasar, Selasa, 6 Januari 2015.
Jokowi memilih I Dewa Gede Palguna sebagai hakim konstitusi dari unsur pemerintah menggantikan Hamdan Zoelva. Jokowi akan melantik Palguna bersama Suhartoyo, hakim konstitusi dari unsur Mahkamah Agung, hari ini, 7 Januari 2015.
Menurut Palguna, situasi saat ini berbeda dengan ketika ia menjabat hakim MK periode 2003-2008 dari unsur Dewan Perwakilan Rakyat. Kala itu kepercayaan masyarakat terhadap MK justru sedang tumbuh. "Tak ada pilihan lain selain menjaga integritas dan kapabilitas untuk menyelesaikan semua tanggung jawab yang diberikan negara pada lembaga ini," ujarnya. (Baca: Jokowi Terima Dua Calon Pengganti Hamdan di MK)
Reputasi dan integritas MK babak belur setelah Akil Mochtar, kala itu menjabat Ketua MK, dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi karena menerima suap dari sejumlah pihak yang beperkara dalam sengketa pemilihan kepala daerah di MK. (Baca: Akil Mochtar Diganjar Penjara Seumur Hidup)
Palguna mengklaim tidak mendaftarkan diri secara pribadi ketika pengumuman seleksi hakim MK diumumkan ke publik. Beberapa koleganya mendaftarkan namanya kepada panitia seleksi. Lantas pihak panitia menghubunginya. "Apa Anda bersedia mengikuti seleksi dan memenuhi persyaratan?" kata Palguna menirukan pertanyaan anggota panitia seleksi. "Sebagai orang Bali, dukungan ini saya anggap sebagai penghormatan, dan tentu saya menyatakan siap." (Baca: Ini 5 Calon Hakim MK yang Lolos Seleksi)
Selepas tak menjabat hakim konstitusi periode pertama, Palguna sibuk dalam aktivitas akademis sebagai dosen dan menyelesaikan studi S-3. Ia juga ditunjuk fakultasnya sebagai penanggung jawab sejumlah kegiatan ilmiah. Dia aktif di berbagai kegiatan seni dan sosial. "Jadi agak berat juga meninggalkan semua kegiatan itu. Apalagi saya sebenarnya paling suka mengajar dan berbagi ilmu dengan mahasiswa," ujar pria kelahiran Bangli, 24 Desember 1961, itu.
ROFIQI HASAN
Terpopuler
Ini Alasan Johan Mundur sebagai Juru Bicara KPK
Jokowi Diingatkan Tolak Budi Gunawan untuk Kapolri
Jonan Selidiki Pejabat 'Penjual' Izin Air Asia
Pemandu di Bus Wisata Curhat 'Kejamnya' Ahok
Riset BMKG: Air Asia Jatuh karena Mesin Beku