TEMPO.CO, Yogyakarta - Setelah vakum lantaran dalang sekaligus pembuat wayang Cina-Jawa (wacinwa), Gan Thwan Sing, meninggal dunia pada 1967, satu-satunya wayang kulit hasil akulturasi budaya Cina-Jawa itu akan dipentaskan lagi pada 6 Oktober 2014 di pendapa Museum Sonobudoyo, Yogyakarta.
Pementasan wacinwa dengan lakon Sie Jin Kui Ngumbara dan Sie Jin Kui Wiratamtama oleh dalang Ki Aneng Kriswantoro dari jurusan pedalangan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. “Kebetulan yang menyimpan koleksi wayang wacinwa hanya Museum Sonobudoyo dan Museum Uberlingen di Jerman,” kata Kepala Museum Sonobudoyo Riharyani, Senin, 29 September 2014.
Baca Juga:
Awalnya, orang Tionghoa, Gan Thwan Sing (1895-1967) yang tinggal di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, membuat wayang itu pada 1925. Perpaduan budaya Cina-Jawa terlihat dari boneka wayang dan lakonnya. Boneka wayang tak berbentuk seperti boneka dalam wayang potehi, melainkan wayang dari kulit kerbau. Bahkan kepala wayang bisa diganti sesuai karakternya. Lakon diambil dari kisah komik Cina, yaitu Sie Jin Kui, tetapi dibawakan dengan cara Jawa diiringi gamelan, kelir, dan sinden.
Gan membuat dua set wayang wacinwa masing-masing sekitar 200 anak wayang. Satu set wayang dengan lakon Sie Djin Koei Tjeng Tang (Sie Jin Kui menyerbu ke timur) koleksi Sonobudoyo, dan Sie Djin Koei Tjeng See (Sie Jin Kui menyerbu ke barat) yang disimpan di Jerman. “Museum sudah membuat replikanya. Itu untuk ditampilkan di hadapan publik,” kata Riharyani.
Uniknya, tak satu pun wayang wacinwa yang diberi nama sesuai penokohannya. Sehingga tim kecil yang terdiri dari staf Museum Sonobudoyo Danang Sujarwa, dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Dwi Woro Retno Mastuti, dan Sasrita Kanya Pramasvati, serta akademikus jurusan pedalangan ISI Yogyakarta, Hanggar Budi Prasetya, menelusuri berdasar komik kisah Cina itu. Karena tak ada saksi sejarah dan pewaris pengetahuan wayang wacinwa, mengingat lima dalang sebagai pengganti Gan lebih dahulu meninggal. “Akhirnya hanya 50-an wayang yang berhasil diberi nama. Itu pun tak 100 persen yakin benar,” kata Hanggar.
Baca Juga:
Dia berharap pementasan kembali wayang wacinwa itu akan menambah referensi publik tentang identitas wayang. Kisah Sie Jin Kui juga dipentaskan dalam bentuk ketoprak lesehan dengan judul Sudira Tandhing dengan sutradara seniman ketoprak Bondan Nusantara pada 8 Oktober 2014 di Jogja Galery. Sedang pada 3-10 Oktober 2014 digelar pameran wacinwa di galeri barat laut Alun-alun utara itu.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Baca juga:
Jokowi: Koalisi Merah Putih bagai Kerikil
Sesuai Target, Hendra/Ahsan Sabet Medali Emas
Raih Medali Emas Kedua, Indonesia Naik Rangking 14
Rooney Putuskan Pensiun di MU