TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi XI Olly Dondokambey berpesan agar Badan Pemeriksa Keuangan ke depan dapat obyektif dalam melakukan proses pemeriksaan keuangan negara. "BPK menjadi tolak ukur dari proses pemberantasan korupsi. Dengan audit yang obyektif, penggunaan keuangan negara menjadi efisien," ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, Senin, 15 September 2014. (Baca: Jadi Anggota BPK, Harry Azhar Mundur dari Golkar.)
Olly mengatakan audit BPK juga dapat meningkatkan pembangunan negara. "Audit yang obyektif dapat meningkatkan pembangunan juga," ujarnya.
Menurut dia, tugas BPK ke depan cukup berat karena harus mengaudit penggunaan dana desa yang akan digelontorkan mulai 2015. "Sistem audit yang baik juga dibutuhkan untuk memeriksa keuangan 73 ribu ribu desa di Indonesia," katanya.
Sebelumnya, Komisi XI DPR RI telah menetapkan lima anggota Badan Pemeriksa Keuangan periode 2014-2019. Dari 61 calon yang mengikuti uji kelayakan, Moermahdi Soerja Djanegara yang sebelumnya menjabat sebagai anggota BPK periode 2009-2014 terpilih kembali untuk lima tahun ke depan. Dia mendapat perolehan suara terbanyak, yaitu 32 suara. (Baca: Siapa Calon Kuat Anggota BPK?)
Politikus Partai Golkar yang juga menjabat anggota Komisi XI, Harry Azhar Aziz, menempati posisi kedua dengan 31 suara. Diikuti Ketua BPK Rizal Djalil dan politikus Partai Demokrat, Achsanul Qosasi, yang sama-sama mengantongi 30 suara. Adapun Eddy Mulyadi yang menjadi auditor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan terpilih terakhir setelah melalui proses voting dua kali.
AMOS SIMANUNGKALIT
Terpopuler
SBY Bingung Disalahkan Soal RUU Pilkada
Koalisi Merah Putih Jalani Strategi Bumi Hangus
SBY: Partai Demokrat Bukan Koalisi Merah Putih
Jejak 4 WNA Turkistan di Poso Terlacak