TEMPO.CO, Madiun - Andreas, salah satu anggota perguruan silat Persaudaraan Setia Hati (PSH) Tunas Muda Winongo, cidera serius di bagian dada. Dia menjadi korban kericuhan dalam konvoi sepeda motor usai mengikuti tradisi Suran Agung'yang diadakan di Jalan Doho, Kota Madiun, Ahad siang, 17 November 2013. "Korban terluka di bagian dada karena terkena lemparan batu," kata Kepala Kepolisian Resor Madiun Kota Ajun Komisaris Besar Anom Wibowo.
Menurut Anom, lokasi pelemparan batu di perempatan Tean, Kecamatan Taman, Kota Madiun. Saat itu, korban bersama sejumlah anggota PSH Tunas Muda Winongo sedang berkonvoi dan melintas di Jalan Kapten Tendean. "Ada penyusup di rombongan, dia melemparkan batu yang dibungkus tas kresek ke dada korban," ujar Anom.
Karena kesakitan, Andreas menghentikan laju sepeda motor yang dikendarainya. Ia langsung dilarikan sejumlah temannya ke Rumah Sakit Griya Husada di Jalan Panjaitan, sekitar 300 meter dari lokasi pelemparan. Setelah dicek, ujar Kapolres, korban mengalami cedera tulang dada. " Ada tulang rusuknya yang retak," kata Anom kepada Tempo.
Menurut Anom, polisi langsung mengejar pelaku pelemparan tersebut. Petugas Satuan Reserse dan Kriminal juga mendatangkan empat saksi, yaitu warga yang melihat langsung kejadian yang membuat Andreas cidera.
Selain di wilayah Kota Madiun, aksi pelemparan batu juga terjadi di wilayah Kabupaten Madiun. Saat iring-iringan anggota PSH Tunas Muda Winongo melintas di jalur Madiun-Surabaya, tepatnya di pertigaan Dumpil, Desa Bagi, ada sejumlah warga yang melempari batu. Tujuh dari sejumlah warga ditangkap polisi.
"Orang yang sudah diamankan masih akan diperiksa lebih lanjut. Apakah yang bersangkutan terbukti melakukan pelemparan batu atau tidak," kata Kepala Kepolisian Resor Madiun Ajun Komisaris Besar Rahmad Setyadi.
NOFIKA DIAN NUGROHO