TEMPO Interaktif, Garut - Puluhan Bidan honorer yang bertugas di desa terpencil di Kabupaten Garut, Jawa Barat sudah setahun ini tak dibayar pemerintah. "Kami sudah menjalankan kewajiban tapi hak kami diabaikan," kata Yanti, salah seorang bidan desa.
Menurut Yanti, para bidan tersebut sudah tak menerima gaji sejak Januari 2010 lalu. Total jumlah yang harusnya diterima saat ini adalah Rp 9 juta per orang dengan rincian tiap bulannya para bidan menerima sebesar Rp 700 ribu.
Dia mengaku telah berulangkali menanyakannya ke Dinas Kesehatan setempat. Tapi belum ada jawaban yang memuaskan. Pihak dinas hanya meminta para bidan untuk bersabar. Mereka rencananya akan kembali mendatangi Dinas Kesehatan untuk menuntut haknya. Apalagi untuk tahun 2011 ini para bidan juga belum menerima gaji dan tunjangan.
Akibat belum turunnya dana tunjangan ini, tambah Yanti, para bidan terpaksa harus berhutang untuk menutupi kebutuhan hidupnya. "Kami bisa tidak semangat bekerja kalau keadaannya seperti ini terus. Kenapa tidak seperti mereka yang tinggal di kota, semuanya serba kecukupan, tapi kita di sini mau apa-apa serba sulit," ujarnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Herdi Hidayat, enggan untuk memberikan penjelasan terkait belum cairnya gaji dan tunjangan bidan desa terpencil di daerahnya untuk tahun 2010 kemarin. Dia hanya mengaku tengah melakukan pengajuan anggaran. "Tunjangan bidan desa untuk tahun 2011 memang belum cair, masih dalam proses usulan. Nanti bicaranya yah," ujarnya singkat saat dihubungi Tempo.
Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Garut, Helmi Budiman, menyesalkan sikap yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan setempat. Menurutnya, tunjangan bidan desa terpencil untuk tahun 2010 sudah masuk dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah. Karena itu, pihaknya berencana akan memanggil dinas kesehatan dalam waktu dekat ini. "Kalau sampai hari ini belum juga cair, saya tanda tanya besar. Ada apa di dinas kesehatan, padahal dananya sudah ada," ujarnya.
SIGIT ZULMUNIR