Jalan berkubang dan dalam menyebabkan sering terjadi kecelakaan tunggal. “Sering terjadi beberapa truk pasir as rodanya patah,” ujar Sumadi, 29 tahun, warga Brati, Grobogan, ditemui, Selasa (18/5). Selain itu, sejumlah sepeda motor, kata Sumadi, sering jatuh terperosok lubang besar.
Padahal jalan raya ini merupakan urat nadi perekonomian yang menghubungkan Kudus, Grobogan, Solo, dan Blora. Siang-malam jalan ini tidak pernah sepi, terutama angkutan pasir dan kayu. “Berat muatan tiga kali lipat dari tonase yang ada,” kata Musafak, warga Klambu, Grobogan.
Kerusakan jalan itu mirip kubangan kerbau. Menurut pengamatan Tempo di lapangan, sejumlah ruas terputus membentuk kubangan besar. Kerusakan terberat Brati-Ketapang-Pengaten, Kabupaten Grobogan. “Ruas jalan tersebut milik provinsi,” ucap Arief Budi Siswanto, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Bina Marga Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Kudus.
Menurut Kepala Balai Pelaksana Teknis Dinas Bina Marga Jawa Tengah Wilayah Purwodadi, Narto, tahun ini pemerintah sudah mulai memperbaiki jalan. “Perbaikan itu dimulai dari Brati, dengan sistem beton dan anggaran Rp 3 miliar,” ujar Narto. Sementara jalan yang ada di Kudus, diperbaiki mulai Desa Undaan Lor, dengan konstruksi beton dengan anggaran Rp 1,5 miliar.
Sekitar 20 kilometer dari total 45 kilometer jalan raya itu sebenarnya sudah tiga tahun dikeraskan dengan pembetonan. Jalan itu sangat labil dan kendaraan yang lewat cukup padat. Penyebab kerusakan besar terutama angkutan berat seperti truk pasir, truk pengangkut air mineral, dan truk pengangkut kayu jati. Karena sepanjang jalan Kudus- Grobogan tidak ada jembatan timbang. “Begitu turun hujan, jalan jadi berkubang kayak sawah,” ucap Sapari, warga Klambu, Grobogan.
Kamal Fauzi, anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah, menjelaskan perhitungannya setiap 2 kilometer jalan yang rusak biaya beton dianggarkan Rp 5 miliar. “Diharapkan tahun 2012 Jalan Raya Kudus- Grobogan sudah dibeton semua,” ujar Kamal.
BANDELAN