TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute of Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai penetapan tiga kandidat bakal calon presiden pilihan Partai NasDem, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa, merepresentasikan tiga basis kekuatan politik, yakni segmen Islam, nasionalis dan militer.
Kata Umam, kekuatan itu merupakan tiga basis kekuatan yang menjadi penyangga utama politik Indonesia sejak era kemerdekaan. Dengan kata lain, peluang kepemimpinan nasional ke depan tidak akan lepas dari tiga elemen tersebut.
Dia pun menyebutkan bahwa partai besutan Surya Paloh itu akan mendapatkan tantangan untuk mencalonkan ketiga nama tersebut. Baik Anies Baswedan, Ganjar Pranowo maupun Andika Perkasa dinilai memiliki tantangan masing-masing.
"Tantangannya, untuk memastikan masing-masing mendapatkan tiket Pilpres 2024, Anies masih punya PR besar untuk meyakinkan soliditas pendukungnya di internal NasDem. Khususnya, publik akan menguji seberapa kompetitif level elektabilitas Anies setelah tidak menjadi gubernur DKI Jakarta di akhir 2022 ini," ujar Umam lewat keterangan tertulis, Sabtu, 18 Juni 2022.
Sementara itu, lanjut dia, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sendiri juga masih membutuhkan kepastian restu politik Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di tengah keroposnya dukungan elit PDIP pada Ganjar.
"NasDem sendiri harus bisa mengatur langkah komunikasi politiknya agar tidak dituding sebagai partai pembajak kader dari partai lain. Jika kesalahpahaman itu tidak terkelola, maka bisa mengganggu hubungan NasDem dan PDIP ke depan," ujar Umam.
Sedangkan elektabilitas Panglima TNI Andika Perkasa sendiri dinilai relatif masih rendah.
"Memang, pasca pencapresan NasDem ini elektabilitas Andika bisa terdongkrak. Namun, basis popularitasnya yang masih terbatas itu perlu dipantau, khususnya setelah Andika pensiun dari jabatan Panglima TNI," ujar Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina ini.
Terlepas dari itu, lanjut Umam, ijtihad politik Nasdem untuk mencapreskan Andika ini diharapkan jangan sampai mengganggu konsentrasinya sebagai Panglima TNI, yang harus menjaga netralitas dan independensi politik TNI secara kelembagaan.
Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya sebelumnya mengakui, keputusan partainya mengusung kader eksternal tentu memiliki tantangan dan risiko tersendiri. NasDem juga sebelumnya mengaku belum pernah menjalin komunikasi soal pencapresan dengan kandidat-kandidat terpilih ini. Komunikasi baru akan dijalin setelah Rakernas kelar.
"Kalau ada satu yang menolak misalnya, dari kandidat yang tiga itu, ya tinggal dua nama. Enggak mungkin juga ada pemain pengganti masuk, Ya harus berbesar hati (kalau ditolak). Demokrasi kita ini, risiko ini konsekuensi dari pilihan yang terbuka," ujar Willy, kemarin.
Nama Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa sebagai calon presiden terpilih dalam ajang Rapat Kerja Nasional (Rakernas) NasDem yang digelar 15-17 Juni kemarin. Ketiganya mendapatkan dukungan dari banyak Dewaan Pimpinan Wilayah (DPW) yang hadir dalam acara tersebut. Ketua Umum Surya Paloh pun menyatakan mereka masih harus menjalin komunikasi dengan partai politik lainnya untuk membentuk koalisi menghadapi Pilpres 2024. Pasalnya mereka tak memenuhi persyaratan ambang batas pencalonan presiden atau Presidential Threshold.