MAJALENGKA DIGUNCANG KERUSUHAN

Reporter

Editor

Selasa, 12 Agustus 2003 15:36 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Hingga Minggu (15/2) angkutan kota (angkot) di Jatiwangi - Majalengka melakukan aksi mogok jalan secara total, setelah beberapa hari sebelumnya masih ada sebagian kecil angkot yang beroperasi. Aksi mogok yang dimulai serentak sejak Selasa (10/2) lalu di Majalengka, Indramayu, Kuningan, Ciamis, menyebabkan ribuan calon penumpang berkerumun di pinggir jalan karena para sopir angkot, bis dan Elf tak juga menghentikan aksinya. Jalanan terlihat sangat lengang. Hanya sesekali kendaraan roda empat lewat. Ada pula yang terpaksa naik sepeda sebagai alat transportasi. Lainnya menggunakan ojek.

Kerusuhan di Jatiwangi diduga sebagai akibat aksi mogok itu. Ada beberapa versi tentang penyebab rusuh di Jatiwangi. Namun menurut salah seorang pasukan anti huru-hara yang ditugaskan di Jatiwangi, mogoknya sarana angkutan telah mengundang sejumlah besar massa yang mendapat isu di Jatiwangi akan terjadi rusuh. Walau tak ada yang terjadi, mereka tetap berkerumun di sisi jalan. Karena massa tidak melakukan perusakan, satu kompi pasukan anti huru-hara yang ditugaskan hanya diam mengawasi massa. Saat itulah muncul sekelompok aparat berpakaian loreng, bersenjata rotan dan mengendarai sepeda motor trail. Mereka memukuli massa yang berkumpul dengan rotan dengan tujuan supaya massa bubar.

Akibat tindakan arogan itulah massa naik pitam. Karena aparat bermotor trail itu lekas menghilang, massa melampiaskan marahnya pada pasukan anti huru-hara dan merembet dengan melakukan perusakan, penjarahan dan pembakaran toko-toko di perempatan Lanu S. Sukani dan Jalan Raya Timur serta Raya Barat Jatiwangi. Lima toko dibakar, dua gereja hancur, puluhan rumah rusak serta tujuh motor dan lebih dari 100 sepeda dibakar dijalan.

Versi lain menyebutkan kerusuhan timbul karena massa mengeluhkan harga onderdil kendaraan bermotor naik tajam. Belum lagi naiknya harga sembilan bahan pokok yang dirasa massa makin mencekik leher. Karenanya mereka melakukan penjarahan yang berlanjut dengan perusakan dan pembakaran.

Yang jelas, sasaran perusakan dan pembakaran adalah toko milik non pribumi,hingga hampir seluruh toko di Jatiwangi segera menutup tokonya dan tak lupa membuat tulisan yang menandakan pemilik toko tersebut adalah muslim atau pribumi. Terbukti, toko bertuliskan Islam, Pribumi atau Muslim tersebut aman dari amukan massa.

Walau Komandan Kodim Majalengka, letnan Hari Mujiarto, mengatakan pada Kompas (13/2) situasi keamanan di Jatiwangi bisa cepat ditanggulangi dua jam setelah kerusuhan, Nuramin, penjual sayuran di Pasar Ciborelang yang terletak di lokasi kerusuhan, mengatakan masih ada aksi pembakaran sejumlah gudang walau tak sempat meluas pada pukul 06.00 pagi Sabtu (14/2) lalu.

Advertising
Advertising

Kadipaten Turut Rusuh

Menyusul keributan besar di Jatiwangi, Minggu (15/2) pukul 12.00 siang, kadipaten yang berjarak kurang lebih 12 km dari lokasi kerusuhan Jatiwangi mengalami hal serupa. Lima puluh orang massa yang berkumpul mampu menyeret ratusan massa lain hingga memenuhi perempatan Jati Tujuh dan Jalan Raya Timur Kadipaten.

Menurut Agus yang seorang pengemudi ojek, sejumlah besar polisi, tentara termasuk polisi berpakaian preman sudah berjaga-jaga di Kadipaten sejak pagi hari, karena telah ada pembakaran gudang teh Sosro dan Coca Cola serta gudang kecap hari Sabtu (14/2) lalu. Maka toko-toko memilih untuk tutup esok harinya dan tak lupa memajang tulisan "Islam", "Muslim" atau "Pribumi" di depan tokonya.

Menurut Sustono, seorang warga sekitar yang mengaku turut bergabung dengan massa aksi perusuh, massa datang dari arah Majalengka dan berbaur dengan massa yang menonton dari trotoar, hingga Jalan Raya Timur dan Jalan Raya Barat Kadipaten dijejali hampir seribu orang. Toko-toko dijarah, dirusak dan dibakar massa---lagi-lagi--adalah toko milik non-pribumi. Tak kurang dari sepuluh toko dibakar. Antara lain toko kelontong, mini market, toko onderdil dan toko sepeda. Lebih dari 50 buah sepeda dibakar di Jalan. termasuk sejumlah kendaraan beroda dua.

Hingga Minggu malam, pukul 19.30, api merah masih menyala di Kadipaten. Menurut Saptono, petugas parkir, kerusuhan sempat berhenti pukul 14.00 dan kendaraan jalur Bandung-Cirebon mulai boleh lewat setelah sebelumnya dialihkan melalui Desa Ujung Jaya, Cijelet. Tiba-tiba kerusahan mulai lagi pukul 14.30 . Terjadi pembakaran kembali atas sejumlah toko. Akhirnya massa bubar setelah diusir dengan gas air mata.

"Waktu dihalau petugas, massa bubar. Tapi muncul kembali di titik lokasi lain. Polisi menghalau lagi, massa muncul lagi di titik lain pula. Sepertinya massa lebih pintar dari polisi," ujar Agus kepada TI. Namun ia mengeluhkan kerusuhan yang marak di Majalengka ini. Akibat kejadian itu ia tak bisa membeli onderdil yang diperlukan untuk ojeknya, hingga ia terpaksa membelinya di kampung. "Harganya mahal sekali," keluhnya.

Kapolres Majalengka, Letkol. Pol. Drs. Toto Adi Kuncoro, menegaskan belum ada indikasi adanya muatan politis atas kerusuhan di wilayahnya. Tapi limabelas orang yang diduga pelaku kerusuhan telah diciduk dan disidik. "Kalau memang terbukti mereka tidak terlibat, untuk apa ditahan lama-lama?" tambahnya kemudian.

(pipit)

Berita terkait

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

52 menit lalu

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sudah 2 kali mangkir dalam pemeriksaan KPK sebelumnya dan tengah mengajukan praperadilan.

Baca Selengkapnya

Pengeroyokan Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, Polisi Tangkap Beberapa Orang

1 jam lalu

Pengeroyokan Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, Polisi Tangkap Beberapa Orang

Akibat pengeroyokan itu, dua mahasiswa Universitas Pamulang mengalami luka, satu di antaranya adalah penghuni kos lain yang berusaha melerai.

Baca Selengkapnya

Profil Eko Patrio yang Disiapkan PAN Jadi Menteri did Kabinet Prabowo

2 jam lalu

Profil Eko Patrio yang Disiapkan PAN Jadi Menteri did Kabinet Prabowo

Nama komedian Eko Patrio disebut oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas pada Ahad, 5 Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

2 jam lalu

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

Kedua kendaraan yang terlibat kecelakaan di Tol MBZ itu langsung diamankan di Induk PJR Jakarta-Cikampek.

Baca Selengkapnya

Skema Pemeringkatan Universitas Versi Times Diubah, UI Masih Bisa Naikkan Peringkat

2 jam lalu

Skema Pemeringkatan Universitas Versi Times Diubah, UI Masih Bisa Naikkan Peringkat

Universitas Indonesia atau UI masih menjaga posisi bergengsi dalam pemeringkatan kampus versi Times Higher Education. Berikut hasilnya pada 2024.

Baca Selengkapnya

Saran Dokter untuk Jaga Kesehatan Kulit saat Cuaca Panas

2 jam lalu

Saran Dokter untuk Jaga Kesehatan Kulit saat Cuaca Panas

Berikut saran spesialis kulit untuk menjaga kesehatan kulit di tengah cuaca panas seperti belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

2 jam lalu

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

Gerindra sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Demokrat untuk Pilkada Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Jadwal dan Tahapan Sidang Sengketa Pileg 2024 Hingga Juni Nanti

2 jam lalu

Jadwal dan Tahapan Sidang Sengketa Pileg 2024 Hingga Juni Nanti

MK akan memutus Perkara PHPU atau sengketa Pileg: anggota DPR, DPD, dan DPRD dalam tenggang waktu paling lama 30 hari kerja sejak permohonan dicatat.

Baca Selengkapnya

Lima Protes Mahasiswa yang Mengubah Sejarah

2 jam lalu

Lima Protes Mahasiswa yang Mengubah Sejarah

Gelombang protes mahasiswa pro-Palestina sedang terjadi di seluruh bagian dunia, sebuah gerakan yang diharapkan dapat menghentikan genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, Eks Anak Buah Dicecar Soal Uang Tip ke Paspampres

3 jam lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, Eks Anak Buah Dicecar Soal Uang Tip ke Paspampres

JPU KPK mendakwa Syahrul Yasin Limpo dan komplotannya menerima uang dari pungutan di Kementan mencapai Rp 44,5 miliar.

Baca Selengkapnya