TEMPO Interaktif, Jakarta:Komisi Pemilihan Umum melaksanakan fit and proper test anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), Kamis (17/4) . Rencananya ada sekitar 12 orang yang akan menjalani proses ini, tujuh orang dari tokoh masyarakat dan lima dari pers. Dalam proses uji kelayakan dan kepatutan ini calon anggota panwas menjelaskan identifikasi diri strategi dan daftar keinginan jika terpilih menjadi anggota Panwaslu. Setelah itu mereka mendapat pertanyaan dari anggota KPU. Hingga laporan ini ditulis, baru empat calon Panwaslu yang selesai menjalankan ujian. Mereka adalah Soewarto, Sebastian Salang, Djasponi, dan Adhyaksa Dault. Saat salah seorang calon, Adhyaksa Dault, menjalani proses seleksi mendapat pertanyaan yang menyebut dirinya terindikasi berafiliasi kesalah satu partai dan memiliki senjata api. Pertanyaan itu disampaikan seorang anggota KPU, Hamid Awaluddin. Makanya kita klarifikasi dua hal itu kepada saudara tanya Hamid kepada Adhyaksa. Dengan lantang Adhyaksa mengakui dirinya memiliki senjata api bersama surat izinnya. Tapi dia membantah jika sering menembakkan senjata secara sembarangan. Itu kan gila, lagipula memang ada orang yang tidak senang kepada saya, kata Adhyaksa tentang rumor jeleknya. Soal afiliasi ke salah satu partai Adhyaksa mengatakan, namanya ada di Dewan Pakar PPP. Namun, ia mengatakan, telah menarik diri secara lisan dengan menemui beberapa tokoh PPP. Pencantuman nama itu, karena kedekatan ayahnya dengan Ketua DPP PPP, Hamzah Haz. Itu untuk menjaga hubungan baik. Tapi sampai sekarang saya independen, katanya membela diri. Selain itu Adhyaksa mengaku pernah ditawari masuk Partai Keadilan, tetapi hingga kini ia belum memberi jawaban, sehingga tidak berafiliasi kemanapun. Istilahnya, saya memang di lamar tetapi belum nikah kan, kelakarnya. Saat ini, proses seleksi masih berlangsung. Rencananya mereka yang akan mengikuti proses ini dintaranya, Laode Ida, Rozi Munir dan beberapa tokoh pers. (Andi Dewanto Tempo News Room)