TEMPO Interaktif, Jayapura:Idealnya Papua membutuhkan 30 ribu guru untuk mengajar di seluruh wilayah Papua, dengan rincian 15 ribu guru sekolah dasar, 9.000 guru SMP dan 6.000 guru SMU atau SMK."Saat ini baru ada 25 ribu guru yang mengabdi di Papua," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Papua, James Modouw, di Jayapura, hari ini (23/3).Berdasarkan data Dinas P dan P Papua, sebanyak 741 guru yang bertugas di Papua meninggalkan tempat tugasnya karena konflik horizontal yang terjadi di Papua. Seperti yang terjadi tahun 1999 hingga 2000 saat gejolak politik melanda Papua dengan tuntutan merdeka. "Mereka takut dan pergi meninggalkan tempat tugas," katanya.Alasan lain guru meninggalkan tempat tugasnya karena gaji yang diterima sangat kecil, apalagi bagi para guru yang bekerja di pedalaman Papua. "Kebutuhan hidup tinggi, namun mereka hanya menerima gaji pokok saja," ujarnya.Untuk meyiasati agar para guru tidak meninggalkan tempat tugasnya, beberapa kabupaten telah mempunyai kebijakan khusus bagi para guru yang mengajar di pedalaman Papua dengan memberikan insentif gaji, seperti yang terjadi di Kabupaten Yahukimo, Timika, Nabire, dan Merauke."Saya harap, semua bupati di Papua bisa mempunyai kebijakan seperti ini, agar anak murid tidak telantar," jelasnya.Selain itu, Dinas P dan P Papua membuat program beasiswa bagi putra asli daerah tertentu untuk bersekolah di Jayapura maupun di luar Jayapura. Mereka kemudian dikembalikan lagi ke tempat asalnya untuk berkarya bagi masyarakat asalnya.Tetapi, banyak calon guru yang telah disekolahkan justru lebih tertarik berbisnis. Misalnya seperti yang terjadi di Kabupaten Teluk Bintuni, yaitu salah seorang calon guru yang telah diberikan beasiswa hingga lulus, setelah kembali ke kampungnya lebih memilih berbisnis tambak udang karena penghasilannya lebih besar.Cunding Levi