Batik Pekalongan Pecahkan Rekor Guinness

Reporter

Editor

Kamis, 22 Maret 2007 13:13 WIB

TEMPO Interaktif, Semarang:Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan, Pekalongan, Jawa Tengah, telah memecahkan rekor dunia untuk kategori batik terbesar. Rekor tersebut pecah setelah Paguyuban mampu membatik kain sepanjang 1200 meter persegi (setara 12.916 kaki), dengan mengerahkan seribu pembatik tulis, sekaligus menyelesaikan pewarnaannya dalam waktu satu hari. Lembaga pencatat rekor Guinness World Records Ltd telah mengirim sertifikat pemecahan rekor untuk acara yang digelar pada 16 september 2005 lalu dengan tajuk “Batik On The Road”. Acara ini merupakan salah satu dari rangkaian Festival Batik Pekalongan 2005 yang mengusung tema,”Dari Pekalongan Membatik Dunia.” “Kami bersyukur dan bangga atas prestasi ini,” ketua panitia Festival, Romi Oktabirawa, melalui siaran pers yang diterima Tempo, Kamis (22/3). Ia berharap dunia akan mengingat Pekalongan karena batiknya. Dan bila merela membicarakan batik, tentu tak bisa lupa pada Pekalongan. Rekor dunia sebelumnya dibukukan oleh Sarkasi Said dari Singapura pada tahun 2003, yang membatik di atas kain 100 meter batik selama 91 jam lebih 2 menit. Romi bercerita, awalnya panitia Festival Batik Pekalongan 2005 mengirim surat elektronik ke bagian verifikasi Guinness World Records Ltd. yang berpusat di London. Setelah mengantongi nomor identifikasi klaim 137068 dan nomop keanggotaan 125649, panitia yang terdiri dari Romi Oktabirawa (ketua), M.Ani Sofyan (video kamerawan) dan Arief Wicaksono (still photo), didukung kesaksian Nusyirwan Tirtaamidjaja (Iwan Tirta, batik artisan), Roy Suryo Noto Diprojo (ahli multimedia) dan Larasati Suliantoro Sulaiman (dosen filsafat estetika Universitas Gadjah Mada Yogyakarta), menandatangani kesepakatan dengan pihak Guinness. "Kami juga melengkapinya dengan dokumen audio visual, fotografi, kliping liputan dari media cetak dan elektronik utama di Indonesia," kata Romi. Setelah ditunggu-tunggu Guinness menyatakan mereka berhasil. "Ini menjadi langkah untuk memasarkan batik Pekalongan ke pasar dunia," kata Romi. Romi mengatakan, selama ini batik dari Indonesia sudah mulai terpuruk dan kalah saing dengan negara lain, seperti Malaysia. "Karena Malaysia sudah mamatenkan batik itu," kata Romi kecewa. Mohamad Ali Djuffry, kepala program “Batik On the Road”, menganggap pengesahan ini bukan saja milik dan menjadi kebanggaan panitia. "Tapi juga merupakan kebanggaan seluruh masyarakat Pekalongan," katanya. Rofiuddin

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

9 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

10 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

13 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

38 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

40 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

57 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya